Biosensor Superoksidamenggunakan Ekstrak Protein Deinococcus Radiodurans Diimobilisasi Dengan Ikat Silang Glutaraldehid.
View/ Open
Date
2016Author
Afifi, Muhammad Ridho
Iswantini, Dyah
Nurhidayat, Novik
Saprudin, Deden
Metadata
Show full item recordAbstract
Antioksidan sangat diperlukan oleh tubuh manusia, pada dasarnya tubuh
manusia memiliki antioksidan endogen yaitu enzim katalase, peroksidase,
superoksida dismutase (SOD), dan glutationa S-transferase. Namun jika terjadi
paparan radikal bebas yang berlebih ke dalam tubuh, diperlukan antioksidan
eksogen yang biasanya bersumber dari makanan dan bahan alam. Kapasitas
antioksidan adalah kemampuan suatu bahan dalam mengukur senyawa penangkal
radikal bebas. Pengukuran antioksidan menggunakan metode spektrofotometri
terkendala dalam preparasi sampel dan memerlukan waktu pengukuran yang lama.
Oleh karena itu, dibutuhkan metode yang lebih mudah, akurat, cepat, dan sensitif
dalam penentuan kapasitas antioksidan seperti metode biosensor.
Biosensor superoksida menggunakan ekstrak protein dari mikroba
Deinococcus radiodurans yang diimobilisasi pada matriks karboksimetilselulosagelatin-
zeolit diikat silang glutaraldehid (CMC-G-Z-glutaraldehid) merupakan
salah satu cara untuk mengoptimumkan kinerja biosensor Superoksida sehingga
dapat digunakan secara efektif. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan
stabilitas yang lama.
Ekstrak protein dilisis dari D. radiodurans menggunakan metode
ultrasonikasi yang menghasilkan konsentrasi protein 1774.89 ppm. Proses
penghancuran dinding sel dibantu dengan penyinaran sinar UV yang berfungsi
untuk inisiasi protein SOD sehingga mampu ekstrak protein keluar dari inti sel.
Ekstrak protein diimobilisasi pada elektroda pasta karbon dengan CMC-gelatinzeolit
diikat silang glutaraldehid. Biosensor ini dilakukan optimasi dengan variasi
konsentrasi zeolit, konsentrasi glutaraldehid, konsentrasi ekstrak protein dan pH
menggunakan software Minitab metode respon surface methode.
Hasil dari optimasi biosensor yang diperoleh yaitu konsentrasi zeolit 5
mg/ml, konsentrasi glutaraldehid 0.005M, konsentrasi ekstrak protein 1075 ppm
dan pH 7. Hasil optimasi tersebut digunakan untuk mengukur kinerja analitik dari
biosensor yang meliputi stabilitas, limit deteksi, limit kuantisasi dan linieritas.
Pengujian stabilitas elektroda dengan ikat silang glutaraldehidmenghasilkan waktu
stabilitas selama 24 jam dengan sisa aktivitas 67.74%, sedangkan elektroda tanpa
ikat silang glutaraldehid bertahan selama 12 jam dengan sisa aktivitas 65.66%.
Pengujian limit deteksi dengan elektroda pada CMC-G-Z-glutaraldehid dihasilkan
sebesar 77.84 μM, dan limit kuantisasi sebesar 259.5 μM. Linieritas dihasilkan
rentang pengukuran 0.1-0.8 mM xantina dengan persamaan y = 1.5549x + 0.1617
dan r2 = 0.9905. Penggunaan ekstrak protein dari D. radiodurans dimobilisasi
dalam matriks CMC-G-Z dengan ikat silang oleh glutaraldehid dapat menjadi
biosensor superoksida alternatif untuk pengujian rutin dan dapat dikembangkan
sebagai prototipe.