Peningkatan Mutu Nutritif Hijauan Fermentasi (Hi-Fer) Melalui Inokulasi Lactobacillus Plantarum Dan Asam Formiat
View/ Open
Date
2016Author
Hapsari, Saprilian Stya
Suryahadi
Sukria, Heri Ahmad
Metadata
Show full item recordAbstract
Solusi tepat guna diperlukan dalam rangka menunjang ketersediaan dan
kualitas hijauan di Indonesia, yaitu melalui teknologi pengawetan, penyimpanan,
transportasi dan distribusi. Teknologi pengawetan yang banyak digunakan adalah
silase atau hay, namun aplikasi teknologi ini belum optimal di kalangan peternak.
Teknologi ini perlu dimodifikasi namun dengan pendekatan yang berbeda.
Penggunaan aditif berupa sumber energi dan asam maupun garam organik
yang dibutuhkan bagi bakteri dapat mempercepat proses fermentasi. Campuran ini
disebut cairan aditif fermentasi (AF). Teknologi pengawetan hijauan menggunakan
AF dikenal sebagai hijauan awet fermentasi (Hi-fer). Level penggunaan AF yang
belum optimal menyebabkan terjadinya penurunan kualitas nutrisi Hi-fer selama
penyimpanan. Oleh karena itu kualitas nutrisi Hi-fer dapat ditingkatkan dengan
penambahan aditif lainnya, yaitu bakteri Lactobacillus plantarum dan asam formiat.
Tujuan penelitian diantaranya adalah memperoleh level AF terbaik, mengetahui
pengaruh penambahan kedua bahan aditif terhadap kualitas nutrisi Hi-fer serta
menentukan perlakuan terbaik yang memberikan peningkatan mutu Hi-fer dan
palatabilitas pada ternak.
Rangkaian penelitian terdiri atas 2 percobaan utama. Percobaan pertama
terdiri dari 2 tahap. Tahap ke-1 menguji kualitas fisik dan fermentatif hasil akhir
Hi-fer. Pengukuran kualitas fermentatif menggunakan rancangan acak lengkap
pola faktorial 3x2x2 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah level AF (5%, 7.5%,
dan 10%), faktor kedua adalah L.plantarum (tanpa dan dengan menggunakan
L.plantarum) dan faktor ketiga adalah asam formiat (tanpa dan dengan
menggunakan asam formiat 0.15%). Tahap ke-2 menguji kualitas kimia,
mikrobiologi dan kecernaan in vitro Hi-fer terpilih berdasarkan level AF.
Rancangan percobaan pada analisa in vitro adalah rancangan acak kelompok
dengan 4 jenis Hi-fer (P0= Hi-fer kontrol, P1= P0 + asam formiat, P2= P0 +
L.plantarum, P3= P0 + asam formiat + L.plantarum) dan 3 kelompok cairan rumen
serta 3 bag (kemasan) sebagai sub ulangan. Percobaan kedua menguji palatabilitas
Hi-fer pada ternak. Rancangan percobaan menggunakan bujur sangkar latin
dengan 4 jenis Hi-fer sebagai perlakuan dan 4 ekor ternak domba ekor tipis
(jantan) selama 4 hari.
Hasil percobaan pertama menunjukkan seluruh Hi-fer memiliki
karakteristik fisik yang berkualitas baik, dengan penggunaan AF optimal pada level
7.5%. Kedua jenis aditif baik L. plantarum maupun asam formiat memberikan
pengaruh pada peningkatan kualitas fermentasi dan nutrisi Hi-fer. Penggunaan
AF dapat dikurangi dengan penambahan L. plantarum dan asam formiat ditinjau
dari karakteristik fermentatif yaitu pH. Penambahan L. plantarum mampu
meningkatkan kualitas nutrisi Hi-fer melalui peningkatan karakteristik fermentasi
seperti penurunan pH, tingginya bahan kering produk akhir dan rendahnya
ammonia. Penggunaan asam formiat berperan dalam menekan proteolysis baik
didalam proses ensilase maupun dalam rumen, namun kurang efektif ketika
dikombinasikan dengan L. plantarum. Hasil percobaan kedua menunjukkan
penambahan asam formiat mampu meningkatkan palatabilitas Hi-fer pada ternak
domba. Simpulan hasil penelitian adalah baik penambahan L. plantarum maupun
asam formiat dapat menekan penggunaan AF dan berkontribusi dalam
meningkatkan kualitas nutrisi Hi-fer dengan kelebihan masing-masing. Perlakuan
penambahan asam formiat terpilih mampu memberikan peningkatan kualitas nutrisi
dan palatabilitas pada Hi-fer.
Collections
- MT - Animal Science [1203]