Makanan pilihan monyet ekor panjang di Telaga Warna, Bogor, Jawa Barat.
View/ Open
Date
2016Author
Nugraheni, Latif Sofiana
Widayati, Kanthi Arum
Suryobroto, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis = crab eating monkey) memiliki area distribusi geografis yang luas dan mereka juga dapat tinggal di ketinggian dan habitat yang bervariasi. Akibatnya mereka memiliki plastisitas ekologi yang luas. Kondisi ini membuat monyet ekor panjang memiliki makanan pilihan untuk makanan tertentu.
Monyet ekor panjang biasanya makan di dalam food patch yang terdiri dari feeding site atau food point. Mereka mencari food patch yang memiliki makanan berlimpah di lingkungan yang dapat mendukung ketersediaan makanan. Di Telaga Warna, monyet ekor panjang mencari makan di tiga feeding site (feeding site I, II dan III) dan mereka dapat menemukan makanan alami dan buatan. Namun, saat ini terdapat perubahan lingkungan yang mempengaruhi perilaku dan pola makan dari monyet ekor panjang.
Penelitian ini melaporkan bahwa selama dua tahun, makanan pilihan dari monyet ekor panjang di Telaga Warna berubah menjadi makanan buatan yang dilengkapi dengan mengetahui feeding site pilihan di dalam food patch.
Penelitian tentang makanan pilihan ini dilakukan di Telaga Warna Bogor, Jawa Barat Indonesia dari bulan Juni sampai September 2014 pada group A (nmax = 49 individu). Aktivitas harian monyet ekor panjang diamati menggunakan metode scanning, dan makanan pilihan yang ditentukan dengan mengetahui durasi makan dan ukuran partai, di setiap feeding site didalam food patch.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan pilihan dari monyet ekor panjang di Telaga Warna berubah menjadi makanan buatan, dan mereka lebih banyak menghabiskan waktu di feeding site II yang memiliki kualitas makanan lebih baik daripada feeding site I dan III. Perubahan dari pola makan dan perilaku dipengaruhi oleh berubahan lingkungan yanhg diikuti oleh pertambahan jumlah pengunjung. Di Telaga Warna, hal ini menjadi perhatian karena memiliki kecenderungan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahun. Dengan demikian, perlu diperhatikan, terutama untuk tempat-tempat wisata yang dapat menarik pengunjung dalam jumlah besar, sehingga akan membangkitkan kesadaran untuk mengendalikan pengelolaan kawasan wisata untuk menjaga keseimbangan alam.