Aktivitas Senyawa Bioaktif Dari Bakteri Yang Berasosiasi Dengan Spons Terhadap Sel Leukimia.
View/ Open
Date
2015Author
Karwati, Ai
Wahyudi, Aris Tri
Ramli, Nahrowi
Nomura, Jun
Metadata
Show full item recordAbstract
Spons dilaporkan sebagai penghasil utama senyawa alami yang berasal dari laut. Namun, spons belum siap untuk dikembangkan lebih lanjut terkait dengan ketersediaannya yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan berkelanjutan. Diketahui hampir 40-60% dari total biomassa spons adalah mikroorganisme, maka isolasi bakteri yang berasosiasi dengan spons dapat menjadi salah satu alternatif untuk menghasilkan berbagai senyawa bioaktif dalam jumlah besar melalui pengkulturan mikroba. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mikroorganisme yang berasosiasi dengan spons merupakan penghasil senyawa bioaktif tersebut. Bioaktif inimemiliki banyak potensi diantaranya sebagai antibakteri, antifungi, antivirus, immunosupressant, antitumor, dan antikanker. Kanker merupakan sel abnormal yang tumbuh akibat mutasi genetik baik itu yang bersifat turunan maupun yang di induksi oleh lingkungan. Leukemia adalah salah satu sel kanker yang terjadi pada sel darah. Saat ini, kanker berhasil ditanggulangi dengan cara operasi dan kemoterapi. Meskipun pengangkatan sel kanker secara fisik melalui operasi merupakan usaha optimal, namun sangat sulit untuk menghilangkan sel kanker secara menyeluruh dan dapat menyebabkan penyebaran sel kanker ke organ yang lain. Sementara itu, kemoterapi memiliki banyak efek samping. Pengembangan antikanker baru yang tidak memiliki efek samping sangat diperlukan untuk penanggulangan kanker. Beberapa bahan bioaktif yang diperkirakan memiliki aktivitas melawan kanker ditemukan pada beberapa organisme, salah satunya adalah bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalahmengisolasi senyawa bioaktif dari bakteri yang berasosiasi dengan spons dan menguji aktivitasnya melawan sel leukimia. Bakteri yang berasosiasi dengan spons (SAB) dengan kode SAB E-35, E-38 dan SAB E-40 telah diisolasi dari sponge Jaspis sp. yang berasal dari kepulauan Raja Ampat menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap Eschericchia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans dan C. tropicalis. Bakteri tersebut juga telah diuji memiliki sitotoksisitas terhadap Artemia salina melalui uji Brine Shrimp Letality Test (BSLT). Perlu dilakukan ujilanjutan untuk menganalisis aktivitasnya melawan sel kanker, salah satunya leukemia.Sel leukemia yang diujikan pada penelitian ini adalah U937, MOLT4, K562, HL60, Daudi dan CEM6. Isolasi senyawa bioaktif dilakukan melalui dua metode yaitu fraksionasi senyawa menggunakan Amicon Filter dilanjutkan dengan pemisahan fraksi berdasarkan pH menggunakan rotofor, serta ekstraksi senyawa bioaktif menggunakan etil asetat dilanjutkan dengan fraksionasi ekstrak melalui kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kolom (KK). Selanjutnya, fraksifraksi terisolasi digunakan untuk uji sitotoksisitas terhadap sel leukemia melalui Cell Counting Kit CCK-8. Fraksi Amicon filter tidak menunjukkan efek sitotoksisitas terhadap sel leukimia, sebaliknya menunjukkan aktivitas pemicu pertumbuhan. Fraksi Amicon berukuran >50 kDa memiliki kemampuan terkuat dalam memicu pertumbuhan sel U937. Ekstrak etil asetat SAB menunjukkan efek iii toksisitas yang beragam pada sel kanker leukemia. Berdasarkan nilai IC50, SAB E- 40 (IC50 = 191.512 μg/ml) memiliki kemampuan paling kuat untuk menghambat sel U937. SAB E-40 juga menunjukkan penghambatan terkuat pada K562, Daudi dan CEM6 dengan nilai IC50 berturut-turut 214.467 μg/ml, 222.138 μg/ml dan 233.963 μg/ml. Untuk sel MOLT4, efek toksisitas terkuat ditunjukkan oleh SAB E-35 dengan nilai IC50 263.93 μg/ml. Untuk sel HL60, efek toksisitas terkuat ditunjukkan oleh SAB E-38 dengan nilai IC50 sebesar 294.923 μg/ml. Beberapa fraksi hasil fraksionasi melalui KLT dan KK menunjukkan efektifitas fraksi dengan nilai IC50 yang lebih rendah daripada ekstrak kasarnya. Uji apoptosis ditentukan dengan menggunakan Annexin V-FITC Apoptosis Detection Kit. Selanjutnya, analisis siklus sel ditentukan dengan menggunakan pewarna DNA Propidium Iodida kemudian dianalisis menggunakan flow cytometer. SAB E-35 menunjukkan efek apoptosis terkuat pada sel MOLT4 berdasarkan kemampuannya menurunkan jumlah sel yang hidup sampai tersisa 21,6% dan sebanyak 37,3% sel berada pada fase akhir apoptosis. Analisis siklus sel pada sel-sel yang diinkubasi dengan ekstrak mengakibatkan penurunan jumlah sel di fase S, G0 / G1 dan G2 fraksi / M, sebaliknya terjadi akumulasi sel dalam fraksi sub-G1. Akumulasi sel dalam fraksi sub-G1 menunjukkan peningkatan fragmentasiDNA pada proses apoptosis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi Amicon dapat memicu pertumbuhan sel kanker sedangkan ekstrak etil asetat memberikan pengaruh sitotoksisitas pada sel leukemia. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan jenis senyawa bioaktif yang terisolasi berdasarkan metode yang digunakan. Hasil lainnya menunjukkan bahwa apoptosis terjadi pada MOLT4 yang diberi perlakuan ekstrak, dikonfirmasi oleh hasil analisis siklus sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek apoptosis dari SAB terhadap MOLT4 dapat memberikan kontribusi dalam aktivitas antikanker.