Keragaman Genetik Menggunakan Marka Molekuler Random Amplified Polymorphic Dna (Rapd) Dan Aktivitas Antioksidan Sirsak (Annona Muricata L.) Di Jawa Barat.
View/ Open
Date
2015Author
Khanna, Priatno
Hasan, Akhmad Endang Zainal
Artika, I Made
Metadata
Show full item recordAbstract
Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang saat ini sedang dikembangkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 2014, diketahui sentra produksi komoditas unggulan Jawa Barat untuk tanaman sirsak berada di daerah Sukabumi, Cianjur, dan Garut. Adanya polimorfisme DNA pada tanaman sirsak di Jawa Barat khususnya pada daerah produksi komoditas utama sirsak belum diidentifikasi. Oleh karena itu, penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui pola genetik dari tanaman sirsak di Jawa Barat. Selain keragaman genetik dari tanaman sirsak, uji aktivitas antioksidan sirsak di daerah komoditas unggulan di Jawa Barat juga belum dilakukan, untuk itu perlu dilakukan uji aktivitas antioksidan di 3 daerah unggulan Jawa Barat untuk meningkatkan potensi dari sirsak dari tiap daerah. Keragaman genetik dilakukan terhadap 3 sampel pada masing-masing kabupaten dengan menggunakan marka molekuler Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD). Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) yang diawali dengan ekstraksi daun sirsak menggunakan pelarut etanol. Hasil penelitian menunjukkan keragaman genetik menggunakan marka molekuler RAPD pada populasi tanaman sirsak di Jawa Barat pada daerah Garut, Cianjur, dan Sukabumi dengan menggunakan 5 jenis primer (E3, E14, H5, H9, H13) menghasilkan 30 pita DNA polimorfik. Dendogram hubungan kekerabatan dalam satu kabupaten berdasarkan penanda RAPD menunjukkan hubungan kekerabatan terjauh diperoleh antara Sukabumi1 dan Sukabumi2 sebesar 0.39 sedangkan keragaman genetik terendah pada sampel Cianjur2 dengan Cianjur3 sebesar 0.94. Hasil uji aktivitas antioksidan terkuat adalah daerah Sukabumi2 dengan nilai IC50 (Inhibition Concentration 50%) sebesar 23.25 μg ml-1 sedangkan aktivitas antioksidan terendah adalah Cianjur3 sebesar 56.34 μg ml-1. Semakin rendah nilai IC50 maka aktivitas antioksidan sampel semakin kuat.