Enkapsulasi Ekstrak Temulawak Menggunakan Matriks Pati Tapioka Dan Sagu Nanokristalin Dan Maltodekstrin.
View/ Open
Date
2015Author
Pasaribu, Fatimah Jumiati
Sunarti, Titi Candra
Metadata
Show full item recordAbstract
Ekstrak temulawak merupakan oleoresin rimpang temulawak yang mengandung bahan aktif kurkumin yang diketahui berkhasiat sebagai antioksidan. Akan tetapi pemanfaatannya terbatas karena sifatnya yang hidrofobik, bioavailabilitas rendah, serta sensitif terhadap pH, suhu, dan cahaya. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan enkapsulasi kurkumin menggunakan bahan penyalut pati nanokristalin. Kelebihan pati nanokristalin dibandingkan polimer lain sebagai matriks antara lain biodegradable, memiliki kekuatan pengikatan yang tinggi, dan ukuran yang kecil membuat penyerapannya lebih tinggi. Pati sagu dan tapioka nanokristalin merupakan pati potensial yang dapat dijadikan sebagai matriks karena kelarutan dan daya cernanya yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persentase rasio pati nanokristalin dari tapioka dan sagu sebagai matriks dan maltodekstrin sebagai penstabil, serta konsentrasi ekstrak temulawak terhadap karakteristik nanokapsul yang dihasilkan, dan pengaruh enkapsulasi terhadap stabilitas aktivitas antioksidan ekstrak temulawak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio pati nanokristalin, maltodekstrin dan konsentrasi ekstrak temulawak berpengaruh nyata terhadap karakteristik nanokapsul. Perlakuan enkapsulasi terbaik pada matriks tapioka nanokristalin didapatkan pada rasio pati nanokristalin: maltodekstrin 25 : 75 (% b/b) dan konsentrasi ekstrak temulawak 10%, sedangkan pada matriks sagu nanokristalin adalah 75 : 25 (% b/b) dan konsentrasi ekstrak temulawak 10%. Aktivitas antioksidan ekstrak temulawak menurun setelah dilakukan enkapsulasi dibandingkan sebelum enkapsulasi. Penggunaan suhu tinggi saat spray drying mempengaruhi penurunan aktivitas antioksidan ekstrak temulawak.