Modifikasi suhu tanah untuk kesesuaian tumbuh tanaman soba (Fagopyrum esculentum Moench) di daerah lklim tropika basah
Soil temperature modification for growth adaptability of buckwheat (Fagopyum esculentum Moench) in human tropics
Abstract
Buckwheat ios a subtropical crop which produces flour, it can be grown well in tropical region at upland but lowland wich has higher air temperature the growing is suppressed with lower yield. An attempt has been done to modify soil temperature buckwheat cultivation and to analyze the influece of different soil temperature pattern to the root growth and the yield of buckwheat. The experiment was conducter during April-Juy, 2003 at Ciawi, Bogor district which locsted at 400 m above sea level. The Split Plot Design with three replications was employed with the main plot was two population densities, viz no mulch (M0), straw mulch (M1), and a sheet of transparent plastic (M2). Two cultivars of buckwheat, viz Kitawasesoba (V1) and Hitachi Akisoba (V2) were planted in sequence. The results showed that the soil temperature under M2 always the highest, while the lowest was under M0 in the morning and under M1 during noon and afternoon. There were no interaction between popupation densities and mulch to the tield. The straw mulch of M1 produced the highest yield of 2.60 ton ha(-1) and 3.42 ton ha(-1) for Kitawasesoba and Hitachi Akisoba, respectively. Soba adalah tanaman subtropis yang menghasilkan tepung, tanaman ini dapat tumbuh dengan baik didataran tinggi pada daerah tropis namun di dataran rendah dengan suhu udara yang tinggi menyebabkan produksi yang rendah. Penelitian ini bertujuan 1) Mengkaji pola suhu tanah pada bebagai cara modifikasi budidaya tanaman soba dan 2) Mrnganailis pengaruih perbedaan pola suhu tanah terhadap pertumbuhan akar dan pertumbuhan, perkembangan serta hasil tanaman soba di iklim tropika basah. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Pusat Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (PMPSDMP), Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, lokasi terletak pada 106 derajat 51' BT dan 06 derajat 38' LS, pada ketinggian 400 m dpl dengan jenis tanah liat. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juli 2003. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Petak Terpisah dengan 3 ulangan sebagai petak utama adalah populasi tanaman, masing-masing 160 tanaman m2(P1) dan 200 tanaman m2(P2) dan anak petak adalah jenis mulsa mulsa, masing-masing tanpa mulsa (M0), mulsa jerami (M1) dan mulsa lembaran plastik transparant (M2). Penelitian dilakukan terhadap 2 varietas tanaman soba, yaitu Kitawasesoba (V1) dan Hitachi Akisoba (V2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu tanah tertinggi pada pagi, siang dan sore hari dicapai di bawah M1 sedangkan suhu terendah di bawah M0 pada pagi hari dan di bawah M1 pada siang dan sore hari. Tidak ada interaksi antara populasi dan mulsa terhadap hasil tanaman dan M1 memberikan hasil yang tertinggi, masing-masing 2.60 ton ha(-1) pada Kitawasesoba dan 3.42 ton ha(-1) pada Hitachi Akisoba.