Efisiensi Penyerapan Kuning Telur Dan Morfogenesis Pralarva Ikan Arwana Silver (Osteoglossum Bicirrhosum Cuvier, 1829) Pada Suhu Dan Salinitas Berbeda
View/ Open
Date
2015Author
Mulyani, Yuli Wahyu Tri
Solihin, Dedy Duryadi
Affandi, Ridwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Arwana silver (Osteoglossum bicirrhosum Cuvier, 1829) merupakan ikan hias air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Arwana silver di Indonesia telah berhasil dibudidayakan, namun masih mengalami kendala terutama penanganan pada fase pralarva. Pralarva merupakan fase kritis pada stadia awal perkembangan. Pralarva arwana silver memiliki kuning telur yang digunakan sebagai cadangan makanan. Penyerapan kuning telur pralarva dipengaruhi oleh faktor abiotik terutama suhu dan salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji suhu, salinitas dan interaksi keduanya terhadap penyerapan kuning telur dan morfogenesis pralarva arwana silver. Penelitian dilakukan dari bulan Juni 2013 hingga Januari 2014 di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap yang berkelanjutan. Tahap pertama untuk menentukan kisaran suhu dan salinitas yang dapat ditoleransi pralarva arwana silver. Pralarva dipelihara di dalam media dengan suhu 20 °C, suhu ruang (25 - 27 °C) dan suhu 35 °C seperti halnya suhu, pralarva juga dipelihara di dalam media dengan kisaran salinitas 0, 4 dan 8‰. Tahap kedua untuk menentukan suhu dan salinitas optimal yang dapat mempercepat penyerapan kuning telur. Pralarva dipelihara di dalam media dengan suhu terdiri atas 28, 30, 32 dan 34 °C dan salinitas 2, 4 dan 6‰. Rancangan percobaan pada tahap pertama dan kedua menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), satu faktor dengan tiga kali ulangan. Tahap ketiga untuk menentukan interaksi suhu dan salinitas optimal yang dapat mempercepat penyerapan kuning telur dan morfogenesis. Pralarva dipelihara di dalam media interaksi suhu terdiri atas 28, 30 dan 32 °C dengan salinitas 3, 4 dan 5‰. Tahap ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF), dua faktor dengan tiga kali ulangan. Pralarva dipelihara di dalam akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm3 dengan padat tebar empat ekor per akuarium. Pralarva dipelihara sampai kuning telur terserap di dalam tubuh dan selama pemeliharaan tidak diberikan pakan. Parameter yang diukur yaitu: kelangsungan hidup (KH), waktu penyerapan kuning telur (WPkt), laju penyusutan kuning telur (LPkt), efisiensi pemanfaatan kuning telur (EPkt), panjang total (PT), bobot total (BT), laju pertumbuhan spesifik (LPS), gradien osmotik (GO), konsumsi oksigen (KO) dan morfogenesis. Hasil penelitian pada tahap pertama menunjukkan bahwa pralarva ikan arwana silver dapat mentoleransi pada kisaran suhu antara 27 – 35 °C, dan kisaran salinitas antara 0 – 8‰. Tahap kedua suhu dan salinitas optimal adalah pada suhu 30 °C dan salinitas 4‰. Pada tahap ketiga interaksi suhu 30 °C dengan salinitas 3‰ memiliki KH 100%, EPkt 90.7%, pertumbuhan optimal dan morfogenesis tercepat, dengan demikian perlakuan interaksi ini merupakan perlakuan terbaik untuk pralarva arwana silver.