Kupu-Kupu (Lepidoptera: Papilionoidea) Di Gunung Sago, Sumatera Barat: Keanekaragaman Dan Preferensi Kunjungan Pada Bunga
View/ Open
Date
2015Author
Rusman, Ratih
Atmowidi, Tri
Peggie, Djunijanti
Metadata
Show full item recordAbstract
Gunung Sago merupakan salah satu hutan hujan tropis yang terdapat di Pulau Sumatera. Kawasan hutan di Gunung Sago telah mengalami gangguan sebagai akibat konversi hutan untuk perluasan lahan pertanian. Berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem yang berdampak terhadap penurunan keanekaragaman hayati, termasuk kupukupu. Kupu-kupu memiliki peran penting dalam ekosistem, antara lain sebagai herbivor, pollinator, inang dari berbagai parasitoid, dan mangsa dari berbagai predator. Keanekaragaman kupu-kupu terkait dengan ketersediaan tumbuhan sebagai sumber pakan larva ataupun imago. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai November 2013, di bagian timur dan utara Gunung Sago. Pengamatan kupu-kupu dilakukan dengan metode scan sampling di sepanjang jalur pengamatan di 4 tipe habitat, yaitu hutan sekunder, hutan pinus, hutan karet, dan lahan pertanian. Pada setiap lokasi dilakukan pengamatan selama 10 hari, pada pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Pengukuran faktor lingkungan dilakukan selama pengamatan kupu-kupu dengan interval waktu 1 jam. Setiap spesies kupu-kupu yang mengunjungi bunga diamati dan dicatat. Tumbuhan yang dikunjungi kupu-kupu diidentifikasi dan ditentukan habitus, warna dan tipe mahkota. Pengukuran panjang mahkota dan panjang probosis kupu-kupu dilakukan untuk mengetahui korelasinya pada 11 tumbuhan yang mempunyai mahkota berbentuk tube dan funnel. Pengukuran volume dan kandungan gula nektar dilakukan pada bunga asoka (Ixora javanica). Kupu-kupu yang diamati di kawasan Suaka Alam Gunug Sago dan habitat sekitarnya yaitu 184 spesies mencakup 3 058 individu, dalam 5 famili. Hutan karet, hutan sekunder, dan lahan pertanian memiliki jumlah spesies yang tinggi, masing-masing 112 spesies, 95 spesies dan 94 spesies. Komposisi spesies kupukupu yang ditemukan selama pengamatan di 4 lokasi penelitian bervariasi. Famili Nymphalidae memiliki jumlah paling banyak (93 spesies, 1 564 individu), sedangkan famili Riodinidae memiliki jumlah paling sedikit (3 spesies, 3 individu). Spesies kupu-kupu yang paling dominan di hutan sekunder yaitu Faunis canens, di hutan pinus yaitu Papilio polytes, di hutan karet yaitu Junonia atlites, sedangkan di lahan pertanian yaitu Neptis hylas. Trogonoptera brookiana, Troides amphrysus, dan Troides cuneifera merupakan spesies yang termasuk Appendix II CITES. Dua diantaranya merupakan spesies yang dilindungi di Indonesia yaitu T. brookiana dan T. amphrysus. Hutan sekunder di Gunung Sago memiliki keanekaragaman paling tinggi (H’= 4.095, E = 0.884) dibandingkan hutan pinus (H’= 3.418, E = 0.837), hutan karet (H’ = 4.007, E = 0.822), dan lahan pertanian (H’= 3.785, E = 0.822). Tingginya keanekaragaman kupu-kupu di hutan sekunder berhubungan dengan individu-individunya yang tersebar lebih merata. Tumbuhan penghasil nektar yang teramati dikunjungi kupu-kupu yaitu sebanyak 55 spesies yang termasuk ke dalam 25 famili. Beberapa tumbuhan dari famili Asteraceae dan Verbenaceae, seperti Eupatorium inulifolium, Clibadium surinamensis, Lantana camara, dan Stachytarpheta jamaicensis merupakan spesies tumbuhan yang paling sering dikunjungi. Kupu-kupu Papilionidae cenderung mengunjungi bunga tipe tube, kupu-kupu Nymphalidae cenderung mengunjungi bunga tipe head, dan kupu-kupu Lycaenidae cenderung mengunjungi bunga tipe flag. Selain ditemukan sedang mengisap nektar bunga, beberapa jenis kupu-kupu juga ditemukan mengisap kotoran hewan, lumpur, buah busuk dan juga mengisap keringat manusia. Berdasarkan analisis korelasi Pearson, panjang probosis kupu-kupu berkorelasi positif (r = 0.62, p = 6.755 x 10-5) dengan panjang mahkota bunga yang dikunjunginya. Volume nektar tumbuhan I. javanica berkisar antara 3.1 sampai 8.6 μl sedangkan kandungan nektar berkisar antara 8 sampai 22%. Perlu disadari bahwa walaupun jumlah spesies kupu-kupu di Gunung Sago tinggi, sebanyak 48 spesies hanya ditemukan masing-masing satu individu saja. Keanekaragaman kupu-kupu yang tinggi di Gunung Sago harus dipertahankan dengan tetap menjaga kestabilan habitat.