Mikroba Selulolitik dari Rumput Laut untuk Peningkatan Mutu Hasil Samping Olahan Ubi Kayu sebagai Bahan Baku Pakan Ikan
View/ Open
Date
2014Author
Melati, Irma
Bintang, Maria
Sunarno, Mas Tri Djoko
Metadata
Show full item recordAbstract
Upaya untuk mendapatkan bahan baku pakan alternatif masih perlu dilakukan mengingat makin tingginya harga pakan ikan yang disebabkan tingginya harga bahan baku pakan khususnya sumber protein. Penggunaan protein pakan dapat diefisienkan jika pemanfaatan karbohidrat pakan dioptimalkan. Salah satu sumber karbohidrat adalah hasil samping olahan ubi kayu seperti kulit ubi kayu (KUK), daun ubi kayu (DUK) dan onggok (OGK). Pemakaian ke tiga bahan tersebut sebagai bahan baku pakan ikan belum optimal karena tingginya kadar serat kasar. Upaya pengoptimalannya dapat dilakukan antara lain melalui penambahan enzim selulase yang dihasilkan bakteri selulolitik. Salah satu sumber bakteri selulolitik adalah rumput laut, mengandung 15-25% serat selulosa. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan mikroba selulolitik dari rumput laut dengan aktifitas enzim selulase tertinggi, mengetahui waktu optimum produksi enzim selulase dari mikroba selulolitik terpilih dan mengevaluasi efektivitas enzim selulase untuk mendegradasi serat kasar hasil samping olahan ubi kayu. Penelitian terbagi dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama isolasi, seleksi dan identifikasi mikroba selulolitik dari rumput laut, tahap ke dua produksi enzim selulase yang dihasilkan dari mikroba terpilih dan tahap ketiga evaluasi efektivitas enzim selulase untuk mendegradasi serat kasar hasil samping olahan ubi kayu. Isolasi bakteri selulolitik dilakukan dengan metode pengenceran, streaking dan spreading pada media carboxymethylcellulose (CMC). Penentuan waktu optimum produksi enzim selulase dilakukan dengan cara menginkubasi isolat terpilih selama rentang waktu inkubasi 24, 48, 72, 78 dan 96 jam. Evaluasi efektivitas enzim selulase isolat terpilih untuk mendegradasi serat kasar hasil samping olahan ubi kayu, menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri atas tiga perlakuan dua ulangan. Perlakuannya adalah dosis enzim selulase dari mikroba terpilih yaitu: 0, 25, dan 50%. Hasil penelitian didapat 22 isolat murni bakteri dengan tiga isolat yang mempunyai aktifitas selulolitik tinggi, yaitu TS2b, SS4a dan SS4b. Aktifitas selulase tertinggi diperoleh pada isolat TS2b. Hasil uji biokimia dan karakterisasi molekuler gen 16S-rRNA menunjukkan bahwa ketiga isolat tersebut adalah Bacillus subtilis (B. subtilis), B. megaterium dan B. flexus. Waktu optimum untuk produksi enzim selulase isolat TS2b terjadi pada jam ke 78 setelah inkubasi. Daya hidrolisis enzim selulase tertinggi diperoleh pada substrat KUK dengan aktifitas enzim selulase dan kadar gula pereduksi yang dilepaskan berturut-turut sebesar 0.0179 U/mL dan 0.9701 mg/L. Dosis enzim selulase yang paling efektif menurunkan serat kasar KUK adalah 50% dengan besar penurunan kadar NDF, selulosa, dan hemiselulosa berturut-turut sebesar 16.60, 10.44 dan 39.82% dengan kadar gula pereduksi dan protein terlarut yang dilepaskan berturut-turut sebesar 1.28 mg/L dan 0.69 mg/mL