Burkholderia sp. as Antifungal-Producing Bacteria to Suppress Ganoderma boninense in Oil Palm
View/ Open
Date
2014Author
Nurani, Rika Fithri
Wahyudi, Aris Tri
Toruan-Mathius, Nurita
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan salah satu produsen minyak kelapa sawit di dunia, sehingga kelapa sawit merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Indonesia menyediakan 46% minyak kelapa sawit di dunia dan permintaan akan minyak kelapa sawit semakin lama semakin meningkat. Penyakit yang paling banyak ditemukan di perkebunan kelapa sawit adalah busuk pangkal batang yang disebabkan oleh G. boninense. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini, namun belum menunjukkan hasil yang optimum. Burkholderia sp. yang diisolasi dari rizosfer dan dalam jaringan (endofit) yang berasal dari tanaman kelapa sawit yang sehat menunjukkan potensi dalam menekan pertumbuhan G. boninense secara in vitro. Burkholderia sp. telah dilaporkan sebagai agen biokontrol karena kemampuannya dalam memproduksi beberapa senyawa antifungi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengisolasi Burkholderia sp indigenus yang berpotensi dalam menghambat pertumbuhan G. boninense secara in vitro dan in vivo, dan profil komunitas bakteri di dalam tanaman setelah diberikan perlakuan Burkholderia sp. dan G. boninense. Lima isolat Burkholderia sp. rizosfer (B313, B51a, B52c, B51b, B52a) dan satu isolat Burkholderia sp. endofit (B212) telah berhasil diisolasi dari perkebunan kelapa sawit. Isolat Burkholderia sp. kemudian digunakan dalam uji antagonis terhadap pertumbuhan G. boninense di dalam media PDA. Burkholderia sp. dengan aktivitas antagonis yang tertinggi kemudian digunakan untuk uji in vivo. Profil komunitas bakteri endofit setelah perlakuan Burkholderia sp. dan G. boninense dianalisis dengan menggunakan DGGE (Denaturing Gradient Gel Electrophoresis). Selanjutnya gen yang diduga terkait dengan biosistesis senyawa antifungi dari Burkholderia sp. dikonfirmasi dengan menggunakan primer spesifik pyrrolnitrin (prn), pyoluteorin (plt), phenazine (phz), dan DAPG (phl). Burkholderia sp. dengan kode B212 menunjukkan aktivitas hambat yang paling tinggi yaitu dengan nilai PIRG 24,38%. Genom dari isolat B212 tersebut menunjukkan hasil PCR dengan ukuran 790 bp menggunakan primer prn. Hasil sekuens menunjukkan bahwa hasil PCR tersebut 99% identik dengan gen prnD parsial dari B. cepacia strain ESR63. Hasil uji in vivo konsorsium B212 dan B52a pada tanaman yang tidak diberikan infeksi G. boninense menunjukkan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Namun, konsorsium B212 dan B52a tidak menurunkan tingkat infeksi dari G.boninense pada tanaman kelapa sawit. B212 juga cenderung menghambat pertumbuhan tanaman yang diberikan infeksi G. boninense jika dibandingkan dengan kontrol. Analisis DGGE menunjukkan bahwa tanaman yang diberikan Burkholderia sp. memiliki profil komunitas bakteri endofit yang berbeda dengan yang tidak diberikan dengan Burkholderia sp. Sedangkan pemberian G. boninense tidak memberikan profil bakteri endofit yang berbeda dengan kontrol (yang tidak diberikan G. boninense). Burkholderia sp. memiliki potensi sebagai agen biokontrol untuk fungi patogen seperti G. boninense, namun metode aplikasinya belum tepat. Aplikasi Burkholderia sp dan G. boninense pada kelapa sawit secara bersamaan memberikan hasil yang belum memuaskan. Metode aplikasi Burkholderia sp. endofit sebagai biokontrol terhadap G. boninense perlu dioptimasi dan riset yang lebih mendalam. Dari hasil DGGE menunjukkan bahwa introduksi bakteri dari luar dapat mengubah komunitas bakteri yang ada di dalam jaringan tanaman.