Karakteristik Mutu Biji Jarak Pagar Selama Penundaan Pengeringan
Abstract
Pemanenan buah jarak pagar (rotasi panen) dilakukan setiap waktu tertentu sesuai dengan keragaman tingkat kematangan buah dan ketersediaan tenaga kerja. Penanganan pascapanen jarak pagar perlu mendapatkan perhatian khusus terkait sifat karakteristik biji jarak pagar yang mudah mengalami kerusakan. Salah satu perubahan parameter mutu biji perlu dikendalikan dalam penanganan pascapanen adalah asam lemak bebas (ALB). Nilai ALB yang rendah dapat membantu proses pengolahan biodiesel menjadi sederhana (transesterifikasi) sehingga biaya pengolahan lebih ekonomis. Penelitian ini bertujuan mempelajari perubahan sifat fisik dan kimia akibat penundaan pengeringan setelah panen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Institut Pertanian Bogor. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 2 faktor dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama berupa bentuk bahan saat penundaan pengeringan yaitu bentuk buah dan biji. Sedangkan faktor kedua berupa lama waktu penundaan pengeringan terdiri dari 0, I, 2, dan 3 hari. Parameter yang diamati adalah wama, Kadar air, Kadar minyak, rendemen, aktivitas enzim lipase, asam lemak bebas, bilangan iod, dan total plate count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu biji jarak pagar relatif stabil selama penundaan pengeringan. Penundaan proses pengeringan dalam bentuk buah tidak berpengaruh terhadap kondisi kimiawi dan mikrobiologi pada biji. Secara fisik kulit buah telah berubah warnanya menjadi cokelat/kehitaman dan ditumbuhi oleh kapang dan tekstur lunak sehingga secara mekanis pengupasan kulit menjadi lebih sulit. Berbeda dengan penundaan pengeringan dalam bentuk biji dalam kurun waktu 2 dan 3 hari telah teljadi perubahan mutu fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Nilai ALB pada penundaan pengeringan tersebut masih kurang dari 1% sehingga dapat dilakukan pengolahan dalam satu tahap (transesterifikasi).