Analisis beban kerja dan optimasi tata laksana kerja pada aktivitas pemanenan kelapa sawit di PT. Sari Lembah Subur, Riau
Workload analysis and optimization of harvesting procedure at sari lembah subur oil palm Plantation, Riau
Abstract
Nowdays, oil palm harvesting process is still done manually which led to many variations in quality of harvest, workburden or physical disorder. This study aimed to determine the rate of energy consumption, workburden level and recovery time so that the best procedure of harvesting can be obtanined based on the productivity and labor’s capacity. This research was conducted with heart rate analysis approach, the standard time of harvest and work productivity. This study was conducted at 8 harvesters that have been observed as subjects that grouped by age, variations in topography and the use of harvesting equipment. The result showed that the rate of energy consumption for subjects aged < 30 years was higher than subject aged > 30 years. Based on the topography, harvesting which is done in terraced area required energy consumption rate more than flat area. Based on the using of tools, harvesting which is done using “egrek” have energy consumption rate higher than “dodos”. Working in pairs can be the best alternative for harvesting oil palm in F-B-D, T-K-E and F-KE. At F-B-D condition harvesting activities is done by 2 people aged > 30 years old. Then, at T-K-E and F-K-E, harvesting is conducted by 3 harvesters that consisted of 1 person aged > 30 years for doing the first subsystem and 2 people aged < 30 years for doing the second subsystem. Hingga saat ini pemanenan kelapa sawit masih dilakukan secara manual sehingga akan memperbesar kemungkinan timbulnya variasi pada kualitas hasil panen, kelelahan atau cedera fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju konsumsi energi, ti ngkat kejerihan, dan lama waktu pemulihan sehingga dapat didesain tata laksana kerja yang optimal baik dari sisi produktivitas kerja maupun kapasitas kerja pemanen. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode pengukuran denyut jantung, waktu baku panen dan produktivitas kerja. Penelitian ini dilakukan pada 8 orang pemanen yang telah diobservasi sebagai subjek yang dikelompokkan berdasarkan umur, variasi kondisi la han dan penggunaan alat panen. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa laju konsumsi energi panen pada subjek berumur < 30 tahun memiliki laju konsumsi energi yang lebih besar dibandingkan dengan subjek berumur > 30 tahun pada hampir semua kondisi lahan. Berdasarkan variasi kondisi lahan, pemanenan dilahan teras memerlukan laju konsumsi energi yang lebih besar dibandingkan lahan datar. Pemanenan dengan menggunakan egrek membutuhkan laju konsumsi energi yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan dodos. Pelaksanaan panen secara berpasangan menjadi alternatif yang baik untuk kondisi F-B-D, T-K-E dan F-K-E. Pada kondisi F-B-D panen dilakukan secara berpasangan yang terdiri dari 2 orang yang berusia > 30 tahun. Sedangkan untuk kondisi T-K-E dan F-K-E kegiatan panen dilakukan oleh 3 orang yang terdiri dari 1 orang berusia > 30 tahun untuk mengerjakan subsistem 1 dan 2 orang berusia < 30 tahun mengerjakan subsistem 2.