Analisis prioritas strategi bauran pemasaran pada transpakuan Bogor
Abstract
Tingginya pertumbuhan penduduk di kota-kota besar mengakibatkan meningkatnya kemacetan. Melihat hal ini Pemerintah membentuk suatu proyek nasional transportasi masal pada beberapa kota besar. Kota Bogor melalui Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) mengoperasikan Transpakuan semenjak 3 Juni 2007 sebagai layanan publik dibidang transportasi yang bertujuan untuk melayanai masyarakat. Namun Transpakuan masih belum menjadi pilihan masyarakat Bogor. Strategi bauran pemasaran yang diterapkan masih terlihat kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh PDJT dan menyusun prioritas strategi bauran pemasaran yang dapat diterapkan oleh PDJT. Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi pada PDJT dalam menentukan kebijakan strategi bauran pemasaran pada Transpakuan. Penelitian dilakukan dari bulan September 2012 sampai Desember 2012 dengan mengambil data primer dan sekunder. Penelitian dimulai dengan pengumpulan data dan informasi melalui wawancara langsung dengan beberapa pihak pada PDJT dan pengamatan langsung. Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan selanjutnya dibuat stuktur hierarki keputusan pada kebijakan strategi bauran pemasaran Transpakuan yang digunakan dalam pembuatan kuisioner. Data kuisioner yang disebar kepada beberapa pihak tertentu pada PDJT diolah dengan menggunakan metode AHP. Data diolah dengan bantuan Expert Choice version 2000 untuk mengetahui prioritas dalam melaksanakan strategi bauran pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa PDJT telah mampu menggunakan konsep strategi bauran pemasaran dalam menentukan berbagai kebijakan. PDJT telah melaksanakan semua aspek yang terdapat dalam strategi bauran pemasaran untuk dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakan Transpakuan. Dari pengolahan kuisioner didapat bahwa elemen produk menjadi prioritas utama dengan bobot sebesar 0,323. Prioritas kedua ditempati oleh elemen promosi dengan bobot sebesar 0,149 dan diikuti oleh elemen orang, bukti fisik, harga, proses secara berurutan. Elemen produk menjadi prioritas utama karena dari segi produk, transpakuan masih jauh dari kata sempurna. Rute dan shelter yang diatur oleh DLLAJ masih kurang tepat dan sangat terbatas sehingg membuat pertumbuhan Transpakuan terhambat, selain itu kondisi bis yang sudah mulai tua membutuhkan peremejaan atau penambahan. Dari segi promosi, PDJT terhitung minim dalam melakukan kegiatan promosi. Kegiatan talkshow pada radio pemerintahan serta minimnya even untuk menarik minat masyarakat. Dimana kegiatan itu terlihat kurang efektif dalam menarik minat masyarakat. Untuk itu penting bagi PDJT untuk melakukan peningkatan dan peninjauan lagi terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan. Agar kebijakan promosi yang dilakukan mampu menarik lebih banyak masyarakat untuk menggunakan jasa Transpakuan.
Collections
- UT - Management [3465]