Analisis Penerapan Mutu Pada Sayuran Organik Berbasis Petani Di Selaawi Dan Limbangan, Garut, Jawa Barat
Date
2013Author
Ramdhan, Trian Fajar
Hubeis, Musa
Widyastuti, Hardiana
Metadata
Show full item recordAbstract
Trend konsumen Indonesia ke arah pangan organik semakin meningkat. Pangan organik sudah menjadi tren konsumen, karena beberapa faktor, terutama dikaitkan dengan berbagai isu kesehatan. Kampanye serta gerakan ‘back to nature’ juga gencar dipromosikan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Tidak heran jika pertumbuhan permintaannya meningkat secara nyata. Departemen Pertanian telah mencanangkan program “Go Organik 2010”. Program ini diarahkan agar konsumen, dapat hidup sehat. Misi dalam program Go Organik 2010 ini adalah meningkatkan mutu hidup masyarakat dan kelestarian lingkungan alam Indonesia, dengan mendorong berkembangnya pertanian organik yang berdaya saing dan berkelanjutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Mengidentifikasi karakteristik petani organik di daerah Selaawi dan Limbangan. 2) Mendeskripsikan penerapan mutu yang dilaksanakan di kelompok tani organik Kecamatan Selaawi dan Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut. 3) Menganalisis penerapan mutu sayuran organik pada kelompok tani sayuran organik Kecamatan Selaawi dan Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak kelompok tani, khususnya wawancara dengan para petani sayuran organik dan pengamatan langsung. Data sekunder diperoleh dari kelompok tani, Internet, Deptan, BPS dan buku-buku, jurnal ilmiah serta laporan penelitian yang terkait. Pengolahan data untuk identifikasi permasalahan Analisis Penerapan Mutu Pada Sayuran Organik Berbasis Petani Di Selaawi Dan Limbangan, Garut, Jawa Barat menggunakan metode Brainstorming, Fishbone diagram, dan Diagram Pareto. Dari hasil perhitungan diagram pareto dan diagram sebab akibat diperoleh hasil cacat produk yang terdapat pada komoditi kangkung adalah daun berlubang (66,66%), bercak putih (16,67%), batang patah (6,67%), warna tidak seragam (6,67%), dan batang tua (3,33%). Cacat produk yang terdapat pada bayam hijau adalah bercak putih pada daun (66,67%), daun berlubang (16,67%), batang patah (10,00%), warna tidak seragam (6,67%) dan batang tua (0%). Cacat produk untuk bayam merah adalah daun berlubang (56,67%), bercak putih (30,00%), warna tidak seragam (6,67%), batang patah (3,33%), dan batang tua (3,33%). Sedangkan cacat produk untuk komoditi bawang daun adalah daun kering (53,33%), daun/batang patah (30,00%), bercak ungu (16,67%), dan daun busuk (0%). Secara garis besar cacat terbesar yang terjadi pada kamoditas kangkung, bayam hijau, dan bayam merah disebabkan hama yang mulai resisten terhadap pestisida organik yang digunakan. Dan cacat terbesar pada komoditas bawang daun adalah daun kering yang disebabkan kurangnya suplai air ke lahan.
Collections
- UT - Management [3354]