Penerapan Metode Material Requirement Planning pada Industri Kecil Tenun Tengku Agung Pekanbaru
Abstract
Proses produksi yang lancar dan tercapainya efisiensi produksi merupakan salah satu indikator kinerja sistem manajemen produksi yang berjalan dengan baik. Kelancaran proses produksi akan menjamin tersedianya produk untuk diantarkan kepada konsumen secara tepat waktu. Ketepatan waktu ini akan mendorong timbulnya loyalitas konsumen sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan terhadap pesaingnya. Proses bisnis yang dijalankan oleh industri kecil menengah seringkali tidak didasari pada perencanaan yang baik. Salah satu indikasi tidak adanya perencanaan yang baik adalah sering terjadinya penundaan proses produksi karena bahan baku dan sumber daya lainnya belum tersedia ketika produksi akan dilakukan. Selain itu industri kecil menengah juga sering kewalahan memenuhi permintaan konsumen dikarenakan sumber daya yang tidak cukup. Akibatnya pelaku usaha sering menolak pesanan konsumen dengan dalih tidak mampu memenuhi atau terlambat memenuhi pesanan yang sudah diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mempelajari sistem produksi dan sistem pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan, (2) menyusun MPS, BOM dan Inventory Record sebagai input penyusunan MRP, dan (3) menyusun sistem pengadaan bahan baku dengan MRP serta menyusun proyeksi biaya total bahan baku. Jenis data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berberasal dari wawancara secara mendalam dan observasi langsung, yaitu berupa data pemesanan oleh konsumen selama 52 periode (Januari 2006 hingga April 2010), dan data berkaitan proses produksi tenun songket. Data sekunder berupa sejarah berdirinya kegiatan usaha dan keterangan bisnin lainnya didapatkan melalui studi literatur elektronik serta data dari perusahaan sendiri, khususnya dari bagian produksi. Penyusunan MPS (Master Production Schedule) sebagai salah satu komponen MRP menggunakan teknik peramalan Linear Trend Analysis, Quadratic Trend Analysis, Moving Average, Single Exponential Smoothing, dan Double Exponential Smoothing. Teknik peramalan yang dipilih adalah yang memiliki nilai MAD terkecil. Penyusunan MPS berdasarkan hasil peramalan harus disesuaikan dengan kapasitas produksi optimum perusahaan setiap bulan karena terdapat sejumlah pesanan dari periode sebelumnya yang belum terpenuhi (carry over). Kapasitas produksi optimum untuk produk sarung bapak adalah 1 unit, untuk sarung ibu adalah 1 unit, untuk selendang 1 unit, dan untuk bahan blazer sebanyak 16 unit. Hasil peramalan menunjukkan permintaan akan produk bahan blazer yang masih tetap tinggi hingga akhir tahun 2010 yaitu sebanyak 34 unit. Permintaan untuk produk yang lain cenderung stabil seperti tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil proses MRP dengan tiga macam teknik lot sizing, teknik lot for lot efektif digunakan untuk merencanakan kebutuhan benang emas. Teknik EOQ cocok untuk diterpakan pada komponen benang katun dan benang bordir.
Collections
- UT - Management [3354]