Analisis Anggaran Dana Tanggung Jawab Sosial PT Pertamina (Persero) Studi Kasus : PT Pertamina (Persero) Kantor Pusat, Jakarta.
Abstract
PT Pertamina (Persero) merupakan perusahaan perminyakan nasional terbesar di Indonesia. Dalam pengalokasiannya PT Pertamina (Persero) membutuhkan perhitungan anggaran biaya yang matang dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero), (2) Menganalisis penyimpangan antara anggaran dengan realisasi dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero), (3) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan antara anggaran dengan realisasi program tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero). Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - April 2010 bertempat di PT Pertamina (Persero) yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur No. 1 A Jakarta Pusat. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah analisis varians dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007, analisis one sample t-test dengan menggunakan SPSS versi 15, dan analisis deskriptif. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan penyusunan anggaran program tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kebijakan Dewan Direksi, kebijakan manajemen, sumber dana, sumber daya manusia, integrasi dengan anak perusahaan, dan Rencana Jangka Panjang Perusahaan. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, keadaan penduduk sekitar perusahaan, letak geografis, lingkungan sosial (pendidikan, kesehatan, dan bencana). Prosedur penyusunan anggaran dana tanggung jawab sosial PT Pertamina (Persero) diawali dengan melakukan penyusun konsep anggaran oleh masing-masing asisten manajer kemudian dibahas dalam rapat divisi, hasil rapat diserahkan kepada direksi untuk disetujui, direksi melakukan rapat dan menghasilkan keputusan yang kemudian keputusan diserahkan kepada Direktorat Keuangan untuk dicairkan, Direktorat Keuangan menyampaikan dana kepada masing-masing divisi. Persentase penyimpangan pada divisi CSR tahun 2007 unfavorable sebesar 78,55 %, pada tahun 2008 penyimpangan favorable sebesar 17,85 %, dan tahun 2009 penyimpangan favorable terjadi sebesar 22,55 %. Pada divisi PKBL penyimpangan tahun 2007 favorable sebesar 12,88 %, pada tahun 2008 penyimpangan unfavorable sebesar 1,38 %, dan pada tahun 2009 penyimpangan yang terjadi unfavorable sebesar 17,54 %. Penyimpangan dengan menggunakan one sample t test pada divisi CSR tahun 2007 nilai ttabel sebesar 2,353, thitung sebesar -0,771. Pada tahun 2008 thitung sebesar 1,360, ttabel sebesar 2,353. Tahun 2009 thitung sebesar 1,937, ttabel sebesar 2,132. Nilai thitung lebih rendah dari ttabel maka H0 diterima. Pada divisi PKBL tahun 2007 nilai ttabel sebesar 2,015, thitung sebesar 0,716 ; tahun 2008 thitung sebesar -0,91, ttabel sebesar 2,015 ; tahun 2009 thitung sebesar -0,421, ttabel sebesar 1,943. Nilai thitung lebih rendah dari ttabel maka hipotesis H0 diterima (penyimpangan dalam batas pengendalian). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan antara lain : faktor individu organisasi (perilaku disfungsional, latar belakang pendidikan, kemampuan dalam mengendalikan biaya, partisipasi dalam menyusun anggaran), faktor organisasi (informasi yang asimetris, ketidakjelasan tugas, keadaan ekonomi perusahaan, konsistensi perusahaan terhadap program, keputusan pimpinan), faktor lingkungan (tingkat bencana alam, perayaan event-event penting, jangkauan lokasi sasaran kegiatan, dan sebagainya), faktor pihak ke III (pengajuan proposal bantuan, jenis usaha yang dilakukan, dan tingkat ekonomi penerima bantuan), dan faktor prioritas kebutuhan (jumlah individu yang membutuhkan, tingkat pengaruh bantuan terhadap perusahaan, dan sebagainya).
Collections
- UT - Management [3465]