Analisa Teknis dan Biaya Aplikasi Sistem Kanal Flatbed Pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit dengan Limbah Cair Pabrik di Perkebunan Kelapa Sawit Condong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Abstract
Setiap 1 ton Minyak Sawit Mentah dihasilkan limbah cair sebanyak 5 ton dengan BOD (Biochemical Oxygen Demand) 20.000–60.000 mg/l (Loebis dan Toebing, 1989). Pemanfaatan LCPKS (Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit) sebagai pupuk tanaman kelapa sawit dengan BOD antara 3.500 – 5.000 mg/l merupakan salah satu cara yang sangat efektif bagi perusahaan dalam mengurangi tingkat pencemaran terhadap lingkungan serta merupakan salah satu kebijaksanaan pengembangan sistem perkebunan berwawasan lingkungan. Sistem flatbed adalah salah satu instalasi aplikasi limbah cair menuju lahan tanaman sawit yang telah diterapkan di PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Condong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menghitung efisiensi penyaluran limbah cair pada saluran aplikasi sistem flatbed serta menganalisis sifat kimia limbah cair pada saluran pengairannya, menghitung biaya pokok aplikasi sistem flatbed dan membandingknnya dengan sistem traktor-tangki. Penelitian ini dilakukan beberapa tahap (1) Pengukuran debit aliran limbah cair pada saluran aplikasi sistem flatbed, (2) Pengukuran sifat fisik dan kimia limbah cair berupa pH, suhu (°C), BOD, COD (Chemical Oxygen Demand), dan Nitrogen Amoniak (NH3-N), (3). Pengumpulan data komponen-komponen aplikasi limbah cair sistem flatbed dan sistem traktor-tangki, (4) Analisis efisiensi penyaluran dan sifat kimia limbah cair pada sistem traktor-tangki, dan (5)Analisis biaya. Besar efisiensi penyaluran dan kehilangan limbah cair pada saluran sistem flatbed adalah 75.62% dan 15.31 m3 dengan lama penyaluran 4 jam. Kandungan BOD, COD, dan Amoniak pada kolam aplikasi, saluran inlet, dan saluran outlet berturut-turut adalah (22 mg/l, 57 mg/l, dan 11.8 mg/l ), (26 mg/l, 84 mg/l, dan 20.31 mg/l), dan (26 mg/l, 65 mg/l, dan 4.45 mg/l ). Pada penyaluran sistem traktor-tangki tidak terjadi perubahan sifat kimia limbah cair. Efisiensi penyaluran limbah cair sistem traktor-tangki adalah 100% dengan lama penyaluran 8.67 jam. Biaya pokok untuk penyaluran limbah cair sistem flatbed adalah sebesar Rp 7/liter sedangkan pada sistem traktor tangki Rp 19/liter. Debit, efisiensi dan kehilangan limbah cair pada saluran sistem flatbed digambarkan pada kurva dengan menggunakan regresi linier dengan R2 > 0.9. Dari kurva tersebut dapat disimpulkan bahwa panjang saluran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi debit, efisiensi dan kehilangan limbah cair pada saluran. Pada penelitian ini tidak memperhitungkan laju infiltrasi dan sedimentasi. Pada sistem flatbed panjang saluran tidak mempengaruhi nilai BOD limbah cair tetapi mempengaruhi nilai COD sebesar 22.6% dan Amoniak sebesar 78.1%. Perubahan nilai COD dan Amoniak kemungkinan disebabkan oleh vegetasi pada saluran dan jenis saluran yang terbuat dari tanah. Pada luasan dan jarak lahan aplikasi yang sama, aplikasi sistem flatbed lebih layak secara ekonomis dibandingkan dengan aplikasi sistem traktor-tangki.