Analisis Beban Kerja Terhadap Aktivitas Penyiangan Secara Manual dan Semi Mekanis Pada Budidaya Padi Organik
Abstract
Indonesia adalah negara agraris yang mempunyai banyak lahan pertanian. Sebagian besar lahan pertanian rakyat pada umumnya ditanami tanaman pangan, terutama beras yang merupakan makanan pokok orang Indonesia. Indonesia pernah mengalami swasembada beras pada tahun 1984 tapi pada akhir tahun 90an Indonesia terpaksa melakukan impor beras kembali salah satu sebagai dampak dari krisis moneter. Pada tahun 2002 prduksi beras mulai membaik lagi dan akhirnya pada tahun 2008 negara kita mampu meraih swasembada lagi bahkan surplus. Margin profit yang rendah menyebabkan petani tetap miskin walaupun telah dilakukan ekspor beras. Maka diperlukan sistem budidaya yang mampu untuk menghadapai hal ini, salah satunya adalah budidaya organik. Pada sistem budidaya ini, tanaman tidak dimanjakan oleh berbagai macam pupuk dan pestisida kimia melainkan mengandalkan alam untuk merawat tanaman. Kendala yang dihadapai pada budidaya ini adalah pada saat penyiangan. Karena pada pertanian organik tidak menggunakkan herbisida maka pertumbuhan gulma sama cepatnya dengan tanaman utamanya, seingga membutuhkan tenaga dan waktu lebih untuk melakukan penyiangan. Di Indonesia, penyiangan dilakukan dengan dua metode yaitu secara manual dan semi mekanis. Metode-metode ini dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu seperti luas lahan, ada atau tidaknya subjek dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kerja masing-masing metode penyiangan baik secara kulitatif maupun secara kuantitatif serta menghitung efektivitas dari metode-metode penyiangan tersebut. Untuk mengetahui kategori kerja dari metode-metode berikut dan juga konsumsi energinya maka dilakukan analisis beban kerja pada metode-metode tersebut yaitu dengan metode detak jantung. Metode ini dilakukan dengan memilih beberapa subjek yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Setelah itu hal yang dilakukan adalah melakukan kalibrasi denyut jantung masing-masing subjek dengan step test pada tingkat frekuensi yang berbeda yang kemudian akan didapatkan persamaan korelasi IRHR (Increase Ratio Heart Rate atau perbandingan detak jantung istirahat dengan detak jantung padasaat kerja) dan TEC (Total Energy Cost atau konsumsi energi total yang digunakan pada saat kerja meliputi energi metabolisme (BME) dan energi kerja itu sendiri (WEC). Yang selanjutnya adalah mengukur denyut jantung subjek pada saat bekerja. Dari pengkuran itu akan didapatkan nilai IRHR kerja dan dengan persamaan korelasi IRHR dan TEC hasil kalibrasi akan didapatkan nilai TEC kerja. Dan dengan mengetahui nilai BME maka akan diketahui nilai WEC dan WEC’ (normalisasi nilai WEC terhadap berat badan subjek).