Kinerja Mesin Pengolahan Tanah Pada Budidaya Tebu Lahan Kering Di PG Pesantren Baru, Kediri.
Abstract
Tanaman tebu merupakan komoditi perkebunan yang digunakan bahan baku industri gula. Gula digunakan oleh sektor industri makanan dan sektor rumah tangga. Oleh karena itu produksi gula harus bisa memenuhi permintaan. Dalam kegiatan budidaya tebu lahan kering dibedakan atas penyiapan lahan, penyiapan bibit, pananaman, pemeliharaan tanaman, dan pemanenan. Semua tahap budidaya harus dilaksanakan secara efektif dan efisien. Karena areal perkebunan yang luas, pengolahan tanah harus dilaksanakan secara mekanis dengan alat dan mesin pertanian sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mengolah tanah menjadi lebih singkat, selain itu dengan adanya pengolahan tanah tanaman dapat tumbuh baik dan memiliki perakaran yang baik, sehingga unsur-unsur hara dan air dapat diserap secara optimal. Dengan adanya pengukuran terhadap kinerja mesin pengolah tanah ini maka dapat diketahui kondisi dari alat dan mesin pengolah tanah yang ada. Kinerja mesin pengolahan tanah perlu dilakukan pengukuran secara berkala bertujuan untuk mengetahui kondisi dari alat dan mesin yang digunakan. Setalah mengetahui kondisi dari alat dan mesin pabrik bisa merencanakan kegiatan pengolahan tanah terhadap lahan berdasarkan data-data yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efisiensi waktu dan biaya pengolahan tanah serta menentukan mesin pengolahan tanah yang paling efisien pada budidaya tebu lahan kering di kebun HGU (Hak Guna Usaha) PG Pesantren Baru, Kediri. Efisiensi lapang merupakan perbandingan antara kapasitas lapang efektif (KLE) dengan kapasitas lapang teoritis (KLT), sedangkan untuk penentuan efisiensi biaya pengolahan lahan berdasarkan berapa banyak konsumsi bahan bakar tiap hektarnya serta mengukur waktu olah pengolahan tanah. Manfaat dari penelitian ini bisa digunakan sebagai rekomendasi bagi pabrik untuk mengambil kebijakan dalam penggunaan alsintan yang lebih efisien sehingga biaya yang digunakan lebih ekonomis. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kinerja alsintan pengolah tanah, dari perwakilan 7 rayon kebun HGU PG Pesantren Baru (A, B, C, D, E, F, dan G). Tiap-tiap lahan di ukur mulai dari bajak I, bajak II, dan kair. Pengukuran kapasitas lapang diperoleh dengan mengukur kecepatan maju traktor mengolah tanah, lebar olah, panjang lintasan, waktu olah dan slip roda, sedangkan untuk konsumsi bahan bakar dilakukan secara konversi karena sebelumnya terjadi hambatan yang tidak memungkinkan mengukur konsumsi bahan bakar langsung dilahan. Selain parameter-paremeter tersebut dilihat juga pola pengolahan saat traktor mengolah tanah dan kedalaman olah tanah. Kondisi sifat fisik tanah pada kebun HGU sebelum diolah adalah homogen (seragam) pada setiap kedalaman tanah. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan densitas tanah maka yang menyebabkan perubahan adalah perlakuan yang diberi ke lahan yaitu kegiatan bajak I, bajak II, dan kair. Tanah kebun HGU sendiri berupa tanah regosol, dari tujuh kebun penelitian, enam di antaranya bertekstur lempung berpasir (kebun A, B, C, E, F, dan G), sedangkan kebun D bertekstur pasir berlempung.