Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Daerah Masyarakat Miskin Kota (Studi Kasus di Tiga Kelurahan Kota Depok: Bedahan, Leuwinanggung dan Pondok Jaya)
Abstract
Indonesia masih bermasalah dengan kemiskinan. Salah satu daerah yang dapat merefleksikan kemiskinan di Indonesia yaitu Kota Depok. Kota Depok adalah salah satu kota penyangga Jakarta. Dengan tingkat kepadatan penduduk yang meningkat dari tahun 2003 sebesar 6.756 jiwa/km2, menjadi 7.698,57 jiwa/km2 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari masyarakat di tiga kelurahan kota Depok: Bedahan, Leuwinanggung dan Pondok Jaya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi pustaka berupa data pemerintahan kota Depok, buku, jurnal, dan literatur lain yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cluster sample dengan membagi responden berdasarkan golongan kondisi kemiskinan. Analisis data untuk mengetahui hubungan antar variabel laten penelitian dilakukan dengan menggunakan metode structural equation modelling (SEM) dengan menggunakan bantuan software LISREL 8.30. di tahun 2008 yang justru diimbangi dengan pemekaran beberapa kelurahan dan kecamatan, membuktikan Depok sudah dapat dikatakan menjadi kota metropolitan penyangga kota megapolitan Jakarta. Namun Depok juga tidak lepas dari masalah kemiskinan. Ini menyebabkan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) pemerintah kota Depok melaksanaan program RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) pada Agustus 2009-Januari 2010 yang telah memberikan bantuan untuk perbaikan rumah bagi masyarakat yang menjadi target sasaran program berupa pemberian material bahan baku perbaikan rumah layak huni. Pemerintah kota Depok telah memilih masyarakat di tiga kelurahan yakni kelurahan Bedahan, Leuwinanggung dan Pondok Jaya. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk melihat adanya pengaruh kemiskinan dengan indikator kesejahteraan yang dapat membuktikan keberhasilan atau ketepatan program tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi kondisi kemiskinan di tiga kelurahan: Bedahan, Leuwinanggung dan Pondok Jaya, (2) Menganalisis bagaimana karakteristik orang miskin di tiga kelurahan tersebut, (3) Menganalisis Faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan di lokasi penelitian. Hasil penelitian menyatakan tingkat kondisi kemiskinan untuk cluster tidak miskin di tiga kelurahan kota Depok: Bedahan, Leuwinanggung dan Pondok Jaya tergolong tidak miskin dengan hasil akhir rataan skor adalah sebesar 5.09 dengan skala likert 6, sedangkan untuk cluster miskin tergolong cukup miskin dengan hasil akhir rataan skor adalah sebesar 2,99 dengan skala likert 6. Analisis SEM menyatakan kebijakan pemerintah kota Depok berpengaruh positif dan signifikansi paling besar (0,28) dan pendampingan berpengaruh negatif sangat kecil dan tidak signifikan (-0,11) terhadap pengentasan kemiskinan. Nilai chisquare sebesar 274,98, df sebesar 104, RMSEA sebesar 0,096. NFI (Normed Fit Index) sebesar 1,00. NNFI (Non-Normed Fit Index) sebesar 1,02. Goodness of Fit Index (GFI) sebesar 0.99. Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) sebesar 1. Dari nilai-nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan baik dan dapat diterima.
Collections
- UT - Management [3476]