Show simple item record

dc.contributor.advisorNuraida, Lilis
dc.contributor.advisorNurjanah, Siti
dc.contributor.authorRohmawati, Ike
dc.date.accessioned2013-01-28T01:42:11Z
dc.date.available2013-01-28T01:42:11Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/59835
dc.description.abstractSenyawa antimikroba yang berasal dari bakteri asam laktat (BAL) berpotensi dapat menggantikan penggunaan pengawet sintetik yang digunakan dalam makanan. BAL dapat menghasilkan senyawa antimikroba seperti asam organik (laktat, asetat, dan propionat), hidrogen peroksida, diasetil, bakteriosin, maupun senyawa antimikroba lainnya. Diantara berbagai metabolit tersebut, bakteriosin merupakan senyawa antimikroba yang sangat menjanjikan untuk digunakan sebagai pengawet alami makanan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan seleksi bakteri asam laktat isolat ASI yang memiliki aktivitas penghambatan tinggi terhadap bakteri uji (Listeria monocytogenes), mengkaji senyawa antimikroba yang dihasilkan, mengetahui potensinya dalam menghasilkan senyawa bakteriosin, dan mengkaji pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas antimikroba. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu : (1) seleksi awal isolat bakteri asam laktat (BAL) potensi probiotik yang memiliki aktivitas penghambatan tinggi terhadap bakteri Listeria monocytogenes dan (2) seleksi BAL yang berpotensi menghasilkan bakteriosin. Tahap kedua terbagi menjadi 4 bagian yaitu : (a) pengujian aktivitas antimikroba dengan metode kontak, (b) penentuan fase stasioner, (c) mempelajari pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas antimikroba (inkubasi BAL sampai kira-kira awal fase stasioner dan membandingkannya dengan inkubasi BAL selama 24 jam), dan (d) pengujian aktivitas antimikroba protein terendapkan (presipitasi dengan ammonium sulfat). Bakteri asam laktat (BAL) yang digunakan adalah BAL isolat ASI yang berpotensi sebagai probiotik sebanyak 24 isolat. Isolat-isolat tersebut antara lain : Lactobacillus pentosus (A7), Lactobacillus rhamnosus (A15, A23, A24, A29, A31, R21, R23, R24, R26, R34, B10, B16), Lactobacillus acidophillus1(A8, A22), Pediococcus pentosaceus2 (A16), Lactobacillus rhamnosus2 (B11) dan beberapa isolat yang belum diketahui genusnya (A14, A20, A27, R22, R25, R27, B13). Bakteri asam laktat (BAL) tersebut bersifat homofermentatif, kecuali isolat A20 yang bersifat heterofermentatif. Kultur bakteri uji yang digunakan adalah Listeria monocytogenes, Bacillus cereus, dan Staphylococcus aureus. Bakteri uji L. monocytogenes digunakan pada setiap tahapan sedangkan bakteri uji Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus digunakan pada saat mempelajari pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas antimikroba dan pengujian aktivitas protein terendapkan (presipitasi dengan ammonium sulfat). Hasil penelitian menunjukkan BAL isolat ASI yang berpotensi sebagai probiotik memiliki sifat penghambatan yang baik terhadap bakteri L. monocytogenes. Dari 24 isolat BAL yang diuji, dipilih 50 % isolat BAL (12 isolat) yang memiliki aktivitas penghambatan terbaik terhadap L. monocytogenes. Diameter penghambatan L. monocytogenes oleh keduabelas isolat tersebut ≥ 7.7 mm. Isolat-isolat tersebut adalah A7, A15, A22, A24, R21, R22, R23, R24, R25, R26, R27 dan B16. Dari 12 isolat BAL yang diuji, terdapat 8 isolat BAL (A7, A15, A22, A24, R21, R24, R26, dan R27) yang berpotensi menghasilkan senyawa bakteriosin dengan waktu inkubasi BAL selama 24 jam. Supernatan bebas sel kedelapan isolat BAL tersebut memiliki aktivitas penghambatan terhadap L. monocytogenes dibandingkan kontrol (MRSB), namun tidak menginaktivasi atau menurunkan jumlah L. monocytogenes. L. monocytogenes dapat tumbuh pada MRSB atau kontrol sebesar 1.3 log sedangkan pertumbuhan L. monocytogenes pada kedelapan supernatan BAL tersebut sekitar 0.4-1.0 log. Senyawa antimikroba pada supernatan bebas sel yang tidak dinetralisasi dapat menurunkan jumlah L. monocytogenes berkisar antara 2.0-4.9 log. Masing-masing isolat BAL (A7, A22, A24, R21, R24, dan R27) membutuhkan waktu yang berbeda untuk mencapai awal fase stasioner. Awal fase stasioner isolat BAL (A7, A22, A24, R21, R24, dan R27) diperkirakan masingmasing pada jam ke-15, ke-10, ke-13, ke-13, ke-17, dan ke-13. Supernatan bebas sel isolat BAL (A7, A22, A24, R21, R24, dan R27) yang dinetralisasi dengan waktu inkubasi BAL sampai awal fase stasioner tidak menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap L. monocytogenes, B. cereus, dan S. aureus (metode difusi atau sumur agar). Namun, supernatan bebas sel isolat A7 dan R21 yang dinetralisasi dengan waktu inkubasi selama 24 jam dapat menghambat L. monocytogenes lebih baik dibandingkan dengan waktu inkubasi sampai awal fase stasioner (isolat A7 selama 15 jam dan R21 selama 13 jam) dengan metode kontak. Pengujian aktivitas protein yang terendapkan (isolat R21 dengan waktu inkubasi selama 13 jam) juga menunjukkan hasil yang negatif. Metode pengendapan protein yang dilakukan dalam penelitian ini, belum efektif untuk mengisolasi bakteriosin yang mungkin dihasilkan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleKajian Senyawa Antimikroba Bakteri Asam Laktat Isolat ASI yang Berpotensi sebagai Probiotiken


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record