Pengaruh Pemberian Tepung Elot Dan Enzim Digestif Dengan Kadar Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Abstract
Tingkat efisiensi pakan yang tinggi dan biaya pakan yang murah merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan keuntungan usaha akuakultur. Mahalnya harga pakan yang beredar di pasaran akibat dari tingginya harga bahan baku penyusunnya karena sebagian besar hasil impor. Oleh karena itu harus dicari bahan baku yang lebih murah sehingga dapat menurunkan harga pakan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan sumber karbohidrat sebagai penyedia energi bagi pertumbuhan ikan. Salah satu sumber karbohidrat yang banyak digunakan adalah jagung. Namun, di dalam jagung terdapat kandungan aflatoksin yang berbahaya bagi ikan, sehingga penggunaannya dalam pakan menjadi terbatas. Kandungan aflatoksin dalam jagung di Indonesia bervariasi antara 20 – 2.000 ppb (Tangendjaja dan Rachmawati, 2006). Oleh karena itu, perlu dicari sumber bahan baku lokal yang relatif mudah didapatkan, murah, jumlahnya melimpah, aman dan kontinuitas baik. Salah satu bahan baku lokal yang dapat digunakan adalah tepung elot. Eliasson (2004) menyebutkan bahwa tepung elot memiliki rasio amilosa dan amilopektin sebesar 17/83, rendahnya rasio amilosa menyebabkan kecernaan bahan tersebut rendah. Salah satu usaha untuk mengatasi kecernaan karbohidrat yang rendah adalah penggunaan enzim digestif. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian tepung elot serta enzim digestif dalam terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan Oktober 2009 bertempat di Laboratorium Nutrisi Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL) dengan 4 perlakuan pakan. Pakan perlakuan terdiri atas pakan A (Elot5%+Ez0,05%), B (Elot10%+Ez0,05%), C (Elot5%+Ez0,1%), D (Elot10%+Ez0,1%). Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan nila (Oreochromis niloticus) yang memiliki bobot 8,1 ± 0,46 g/ekor. Pemberian pakan dilakukan secara at satiation dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari yakni pada pukul 08.00, 13.00, dan 17.00 WIB. Dalam penelitian ini dievaluasi nilai kecernaan total, selain itu juga dilakukan evaluasi parameter-parameter kinerja pertumbuhan yang meliputi jumlah konsumsi pakan (JKP), laju pertumbuhan spesifik (LPS), efisiensi pakan (EP), retensi lemak, retensi protein dan survival rate (SR). Data diuji dengan analisis ragam dan uji lanjut dengan Uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian tepung elot dan enzim digestif dalam pakan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh ikan nila. Hal ini ditunjukkan dengan nilai jumlah konsumsi pakan, retensi protein dan kecernaan total yang relatif sama. Nilai laju pertumbuhan spesifik mengalami penurunan seiring bertambahnya tepung elot dalam pakan, hal ini terjadi diduga karena seiring bertambahnya tepung elot dalam pakan energi pakan cenderung mengalami penurunan. Peningkatan penambahan tepung elot dalam pakan menjadi 10% mengakibatkan retensi lemak yang menurun, hal ini disebabkan kadar lemak dalam pakan yang cenderung menurun,. Berdasarkan evaluasi ekonomi pakan perlakuan pakan C (Elot5%+Ez0,1%) merupakan pakan yang paling menguntungkan karena memiliki gain cost yang paling rendah yaitu sebesar Rp 9.995.
Collections
- UT - Aquaculture [2036]