Pertumbuhan dan Keragaan Planlet Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) pada Medium dengan Berbagai Sumber Karbohidrat dan Intensitas Cahaya yang Berbeda
Abstract
Sagu merupakan tanaman asli Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber bahan pangan dan industri. Kebutuhan dan permintaan sagu semakin besar sehingga perlu dilakukan peningkatan produksi. Pertumbuhan populasi sagu secara alami dikhawatirkan tidak mampu mengimbangi laju penebangan untuk memenuhi kebutuhan. Salah satu cara untuk menghasilkan bahan tanam yang seragam dengan jumlah besar dalam waktu yang relatif singkat adalah dengan teknik kultur jaringan atau kultur in vitro. Planlet sagu hasil kultur in vitro pada umumnya masih sangat lemah dengan jumlah daun dan akar yang sedikit. Hal ini menyebabkan pertumbuhan dan daya hidup bibit saat aklimatisasi sangat rendah. Komposisi medium kultur dan intensitas cahaya merupakan penentu utama bagi pertumbuhan tanaman in vitro. Karbohidrat merupakan komponen yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman in vitro yang terjadi pada kondisi yang tidak cocok untuk fotosintesis atau tanpa fotosintesis. Intensitas cahaya juga mempengaruhi keberhasilan kultur in vitro. Selain berperan dalam proses fotosintesis planlet, cahaya mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan atau morfogenesis tanaman. Modifikasi jenis dan komposisi medium serta faktor lingkungan seperti intensitas cahaya merupakan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan planlet yang vigor.