Paket teknologi untuk memproduksi mi jagung dengan bahan baku tepung jagung
Date
2008Author
Pratama, Gilang Gemilang Firdaus Slamet
Syah, Dahrul
Kusnandar, Feri
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian mi jagung sebelumnya lebih memfokuskan terhadap hasil optimasi terbaik dalam skala laboratorium, baik formulasi maupun desain prosesnya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya masih terpusat pada skala laboratorium yang terus diperbaiki formulasi dan desain prosesnya. Hasil-hasil penelitian terdahulu cukup kiranya sebagai penelitian pendahuluan apabila mi jagung ini akan dilakukan produksi dengan skala yang lebih besar. Untuk mewujudkan penggandaan skala terhadap produksi mi jagung ini perlu diperhatikan aspek bahan, alat dan tahapan serta kondisi proses yang dapat mendukung kegiatan penggandaan skala. Terdapat hal-hal yang dilakukan untuk menunjang kegiatan ini, diantaranya melakukan peningkatan skala formulasi yang terbaik secara bertahap, melakukan identifikasi terhadap beberapa aliran dan kondisi proses pembuatan mi jagung, menganalisis dan menspesifikasi alat-alat yang dapat digunakan dalam produksi skala besar. Dari kegiatan-kegiatan tersebut terdapat beberapa hasil yang dapat digunakan sebagai tahapan produksi skala besar. Dari proses penepungan kering, biji jagung yang digiling ditingkatkan jumlahnya dengan perbaikan penggunaan ukuran saringan pada multi mill sebesar 5 mm akan menghasilkan grits jagung yang lebih kecil bila dibandingkan dengan ukuran saringan yang berukuran 7 mm. Perbaikan proses untuk penggilingan kedua yaitu menggunakan disc mill tipe lama karena akan menghasilkan tepung yang lebih halus. Mekanisme pengayakan dilakukan dengan susunan pengayak secara terpisah. Pengayakan yang menggunakan susunan pengayak secara terpisah ini akan memberikan hasil ayakan secara jelas dan terukur dalam ukuran mesh tepung yang dihasilkan. Untuk penepungan basah, perendaman yang optimum berdasarkan hasil rendemen yaitu selama 12 jam dan pemberian air yang tidak terlalu banyak kurang lebih sampai pecahan jagung masih memiliki warna kuning ketika penggilingan dilakukan. Selain itu diperlukan juga perbaikan proses penepungan basah ini dengan menggunakan sentrifugasi yang berfungsi untuk memisahkan komponen air yang masih terdapat dalam campuran pati, sehingga dengan menggunakan sentrifugasi proses penepungan basah akan lebih cepat dalam menghasilkan rendemen.