Ischial Callosity of Sulawesi Macaques
Bantalan Duduk Monyet Sulawesi
Date
2007Author
Juliandi, Berry
Suryobroto, Bambang
Perwitasari, Rd. Roro Dyah
Metadata
Show full item recordAbstract
Sulawesi island has a highly endemic fauna, including seven species of monkey of the genus Macaca (macaques). They have a pair of sitting pads named ischial callosities that have a variable shape and were previously only described verbally. Although useful, this verbal description cannot fully describe shape variation, and reconstruction of the shape from verbal descriptions becomes @bjective. Optimal preservation of shape variation and objective shape J:tconstruction can be made by quantitative analysis. This research was conducted ~ perform quantitative analysis of shape of Sulawesi macaques' ischial callosity ~sing two geometric morphometries tools, named Thin-plate Splines and ~eneralized Procrustes Analysis. Two geographically neighbouring macaque wecies, M nemestrina and M jascicu/aris, were also included for comparison. ! he quantitative results gave inferences about ischial callosity shape relationships j-ld path of shape change among Sulawesi macaques species and with the other ~o species. The Sulawesi macaques showed broader variation compared to M JPscicularis and M nemestrina. Variation in Sulawesi macaques was due to IDfferences in the dorsal part and bending of the callosity. There were three types Qf ischial callosity shape in Sulawesi macaques: oval shape without bending (M ~nkeana and M maurus), oval shape with outward bending (M ochreata and M !f'unnescens), and oval or reniform shape with inward bending (M hecki, M ~igrescens, and M nigra). These types are congruent with today's geographical S'istribution of these animals in Sulawesi. The path of ischial callosity's shape ~hanges started from oval shape in central and southern peninsula, and then an 'Outward bending type developed in the southeastern species and an inward bending type developed in the northern species. Kepulauan Sulawesi memiliki tingkat endemisitas fauna yang tinggi. Tujuh spesies monyet dari genus Macaca (macaques) adalah contoh fauna endemik tersebut. Mereka mempunyai sepasang bantalan duduk yang disebut ischial callosities. Bantalan duduk ini sangat beragam bentuknya. Selama ini, keragaman bentuk tersebut baru dideskripsikan secara verbal. Namun, ~ndeskripsian secara verbal tidak mampu mencakup keseluruhan variasi bentuk :%,ang ada dan membuat rekonstruksi bentuk menjadi subjektif. Pencakupan variasi ~entuk yang optimal dan rekonstruksi bentuk yang objektif dapat dilakukan ~elalui analisis kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara ;'-'uantitatif bentuk dari bantalan duduk monyet~monyet di Sulawesi menggunakan ~ua perangkat morfometrika geometris yaitu Thin-plate Spline dan Generalized ~rocrustes Analysis. Dua spesies lainnya dari genus Macaca yang berada di ~ekitar Sulawesi juga diikutsertakan sebagai pembanding. Hubungan antar bentuk -:clan arah perubahannya dapat ditentukan dari hasil kuantitatif ini. Bantalan duduk ::::I ~onyet Sulawesi mempunyai keragaman yang lebih besar dibandingkan M [ascicu!aris dan M nemestrina. Penyebab utama variasi adalah perbedaan pad a ;ragian dorsal dan pelekukan bantalan duduk. Terdapat tiga tipe bentuk bantalan &tiuduk pada monyet Sulawesi, yaitu oval tanpa pelekukan (M tonkeana dan M ~naurus), oval dengan pelekukan ke luar (M ochreata dan 1111. brunnescens), dan ::Oval atau seperti ginjal dengan pelekukan ke dalam (M hecki, M nigrescens, dan &V: nigra). Penyebaran tipe-tipe tersebut sesuai dengan penyebaran monyet' §nonyet di Sulawesi saat inL Arah perubahan bentuk bantalan duduk bermula dari 'bentuk oval yang dimiliki spesies di daerah tengah dan selatan pulau. Pelekukan ke arah luar berkembang di bagian tenggara pulau, sedangkan pelekukan ke dalam berkembang di bagian utara pulau.