Hubungan Pengetahuan Gizi serta Tingkat Konsumsi terhadap Status Gizi Santri Putri di Dua Pesantren Modern di Kabupaten Bogor
Abstract
Sejak tahun 1990-an kata kunci pembangunan bangsa-bangsa dunia berkembang, termasuk Indonesia, adalah sumber daya manusia (SDM). Pondok pesantren merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat dan berperan penting dalam pengembangan sumberdaya manusia (Depkes 2007). Hurlock (1980) mengemukakan bahwa perkembangan remaja berlangsung mulai umur tiga belas tahun sampai delapan belas tahun. Kelompok umur remaja menunjukkan fase pertumbuhan yang pesat, yang disebut “adolescence growth spurt”. Pada fase pertumbuhan ini, tubuh memerlukan zat-zat gizi yang relatif besar jumlahnya, yang dapat dipenuhi dari konsumsi pangan sehari-hari. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi santri serta tingkat konsumsi terhadap status gizi santri di pesantren Kabupaten Bogor. Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1) Mengetahui pola penyelenggaraan makanan di Pesantren; 2) Mengetahui pengetahuan gizi santri; 3) Mengetahui tingkat konsumsi dan kecukupan zat gizi serta status gizi santri; 4) Menganalisis hubungan pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi santri; dan 5) Menganalisis hubungan tingkat konsumsi gizi dengan status gizi santri. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan persyaratan: (1) terdaftar di Kabupaten Bogor, (2) mengadakan penyelenggaraan makanan untuk santri, (3) tiap santri mendapatkan porsi makanan sendiri, (4) belum pernah dijadikan sebagai tempat penelitian sejenis, dan (5) bersedia dijadikan sebagai tempat penelitian. Penelitian dilakukan di Pesantren Modern Sahid (Sahid) pada bulan April 2011 dan di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami (UQI) pada bulan September-Oktober 2011. Contoh dalam penelitian ini adalah santri putri di pondok pesantren yang terpilih. Santri putri yang akan dijadikan contoh yaitu santri putri yang tidak sedang menghadapi ujian akhir nasional atau santri baru. Pemilihan santri putri dilakukan secara simple random sampling. Berdasarkan perhitungan, jumlah calon contoh dari PP Sahid sebanyak 78 orang dan dari PP UQI sebanyak 94 orang. Tidak semua calon responden mengumpulkan data record secara lengkap, sehingga jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 155 orang terdiri dari 68 responden PP Sahid dan 87 responden PP UQI. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excell 2007, Software Nutrisurvey 2007, dan Software Anthroplus WHO 2007 dan dianalisis lebih lanjut menggunakan SPSS versi 16,0. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Uji korelasi Spearman digunakan untuk mencari hubungan antara pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi dan antara tingkat konsumsi dengan status gizi. Santri putri Sahid Tahun Ajaran 2010-2011 sebanyak 346 orang. Pada Tahun Ajaran 2011-2012 santri putri UQI berjumlah 1556 orang. Sebagian besar umur santri putri contoh Pesantren Sahid berada pada kategori remaja tengah (14-16 tahun) sebanyak 39 orang (57.4%). Umur contoh Pesantren UQI sebagian besar juga berada pada kategori remaja tengah (14-16 tahun) sebanyak 38 orang (43.7 %). Besaran uang saku tertinggi pada contoh Sahid (55.9%) berada pada kisaran nominal lebih besar sama dengan Rp 500.000 dan besaran uang saku tertinggi pada contoh UQI (57.5%) berada pada kisaran nominal Rp 200.000- 499.999. Sebagian besar pendidikan ayah pada contoh dari Sahid adalah tamat sarjana (51.5%), sementara pendidikan ibu adalah tamat SLTA/sederajat (39.7%). Pendidikan ayah dan ibu pada contoh UQI adalah tamat SLTA/sederajat dengan persentase masing-masing sebesar 42.5% dan 35.6%. Sebagian besar pekerjaan ayah pada kedua contoh adalah berwiraswasta dengan persentase masing-masing sebesar 47.1% dan 49.4%, sedangkan sebagian besar pekerjaan ibu adalah ibu rumah tangga dengan persentase masing-masing sebesar 48.5% dan 63.2%. Sebagian besar pendapatan orang tua contoh Sahid (47.1%) adalah lebih besar sama dengan Rp 6.000.000, sedangkan sebagian besar (50.6%) pendapatan orang tua contoh UQI berada pada kisaran Rp 2.000.000- Rp5.999.999. Penyelenggaraan makan di Pesantren Sahid dan Ummul Quro Al-Islami memiliki penyelenggaraan makanan yang berbeda. Pesantren Sahid diserahkan kepada pihak katering, sedangkan pada Pesantren Ummul Quro Al-Islami (UQI) dikelola oleh pihak pesantren sendiri. Pesantren Sahid dan Pesantren UQI menggunakan pola on-site meal preparation-local food. Pengetahuan gizi contoh Sahid dan UQI sebagian besar (49%) dan (48%) termasuk dalam kategori sedang. Sebaran contoh di Pesantren Sahid maupun UQI berdasarkan jawaban yang benar bahwa aspek umum tentang zat gizi cukup baik diketahui oleh contoh, meskipun pengetahuan yang berfungsi mengatur proses metabolisme dalam tubuh paling tidak dimengerti oleh kedua contoh. Keseluruhan contoh (67.1%) memiliki frekuensi makan 3 kali per harinya. Kebiasaan jajan contoh di kedua pesantren sebanyak 46.5% memiliki frekuensi jajan sebanyak 2 kali per hari. Jenis jajanan yang paling sering dikonsumsi oleh kedua contoh yaitu snack (89%) seperti chiki-chikian dan gorengan. Sebagian besar contoh Sahid (55.9%) dan UQI (40.2%) memiliki tingkat kecukupan energi defisit tingkat berat. Sebagian besar contoh Sahid (57.4%) dan UQI (35.6%) memiliki tingkat kecukupan protein defisit tingkat berat. Tingkat kecukupan vitamin A sebagian besar contoh Sahid (83.8%) adalah defisit dan contoh UQI seluruhnya defisit. Lebih dari separuh contoh Sahid memiliki tingkat kecukupan vitamin B1 cukup (54.4%) sedangkan pada contoh UQI sebagian besar defisit (55.2%). Tingkat kecukupan vitamin C pada contoh Sahid sebagian besar adalah defisit yaitu sebesar 88.2% dan pada contoh UQI seluruhnya defisit. Tingkat kecukupan kalsium contoh Sahid adalah defisit (63.2%), sedangkan pada contoh UQI adalah defisit (69%). Seluruh contoh Sahid memilki tingkat kecukupan fosfor dan zat besi defisit dan sebagian besar contoh UQI memilki tingkat kecukupan fosfor dan zat besi defisit sebesar 71.3% dan 93.1%. Secara umum rata-rata status gizi pada kedua kelompok contoh berada pada kategori normal atau status gizi baik. Berdasarkan Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara tingkat konsumsi energi dan kalsium dengan status gizi (IMT/U) contoh (p<0,05). Tetapi, tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat konsumsi protein, vitamin (A, B1, dan C), fosfor dan zat besi dengan status gizi (IMT/U) contoh. Uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi vitamin C (p<0.05), tetapi tidak menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara pengetahuan gizi dengan tingkat konsumsi zat gizi lainnya (p>0,05). Uji korelasi Spearman menunjukkan tidak adanya hubungan yang nyata antara pengetahuan gizi dengan status gizi (p>0.05). Namun, apabila dilihat berdasarkan hasil penelitian yang didapat, rendahnya konsumsi terhadap angka kecukupan contoh dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi yang sedang.
Collections
- UT - Nutrition Science [2987]