Analisis Hubungan Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan serta Konsumsi Pangan dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar
The relationships between nutrition and food safety knowledge, food consumption and nutritional status of elementary school children.
Abstract
The objective of this study was to analyze the relationships between nutrition and food safety knowledge, food consumption and nutritional status of elementary school children. The design of the study was cross sectional. The location of this study were in Pajeleran 01 Elementary School and Kotabatu 01 Elementary School. The study was held in August 2009, by using questionaire and interview technique. This result of this study were most elementary students had moderate nutrition as well as food safety knowledge. The intake of energy and protein of the student were 1935 ± 495 kcal/cap/day energy and 50.8 ± 15.2 g/cap/day protein. Based on H/A and BMI/A indexes, most of the elementary school children had normal nutritional status. There was not significant difference between nutrition-food safety knowledge and energy and protein intake, but there was significant difference between nutritional status of the students of the subjects which had been classified by accreditation status of school. The result of correlation test showed that there were not significant relationship (p>0.05) between energy and protein intake and nutritional status with student’s nutrition-food safety knowledge. While, there was not significant relationship between energy and protein adequacy (Indonesian’s RDA, p>0.05) with nutritional status based on H/A as well as BMI/A indexes. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan pengetahuan gizi dan keamanan pangan serta konsumsi pangan dengan status gizi siswa sekolah dasar. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji karakteristik siswa (jenis kelamin, umur dan besar uang saku), serta karakteristik sosial ekonomi keluarga siswa; (2) mengkaji pengetahuan gizi dan keamanan pangan siswa; (3) mengkaji intik energi dan protein siswa; (4) mengkaji status gizi siswa; (5) menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dan keamanan pangan dengan intik energi dan protein siswa; (6) menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dan keamanan pangan dengan status gizi siswa; (7) menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi siswa. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study yang dilakukan di dua Sekolah Dasar di Kabupaten Bogor, yaitu SDN Pajeleran 01, Kecamatan Cibinong yang berakreditasi A dan SDN Kotabatu 01, Kecamatan Ciomas yang berakreditasi B. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive, yaitu berdasarkan rekomendasi Dinas Pendidikan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2009. Contoh dalam penelitian ini adalah siswa-siswi sekolah dasar yang tercatat sebagai siswa di kedua sekolah tersebut. Siswa yang diambil berjumlah 90 orang, yaitu 68 orang dari SDN Pajeleran 01 dan 22 orang dari SDN Kotabatu 01. Pengambilan contoh dilakukan secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder, meliputi gambaran umum sekolah, absensi siswa, karakteristik siswa (kelas, umur, jenis kelamin, besar uang saku), karakteristik sosial ekonomi keluarga (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan ayah, dan besar keluarga), pengetahuan gizi dan keamanan pangan, konsumsi pangan (recall 2x24 jam), dan pengukuran indeks antropometri siswa, yaitu berat badan dan tinggi badan. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 16.0 for Windows. Untuk mengetahui perbedaan dan hubungan antar variabel digunakan uji beda chi-square, uji beda t – test, uji korelasi Pearson dan Rank Spearman. Secara umum, jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki sebanding dengan perempuan, yaitu sebanyak 50.0%. Rentang usia siswa berkisar antara 8-10 tahun, sebagian besar siswa (45.6%) berusia 9 tahun. Sebagian besar siswa (62.2%) memiliki uang saku antara Rp 1000 – 4000. Sebagian besar (47.1%) ayah di sekolah berakreditasi A berpendidikan SMA dan perguruan tinggi, sedangkan pada sekolah berakreditasi B, sebagian besar (55.9%) ayah siswa berpendidikan SMA. Sebagian besar ibu siswa di sekolah berakreditasi A (55.9%) dan B (50.0%) berpendidikan SMA. Hampir sebagian ayah pada sekolah berakreditasi A (41.2%) dan B (36.4%) bekerja sebagai pegawai swasta, sedangkan pada ibu baik pada sekolah berakreditasi A (66.2%) dan B (78.3%) bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sebagian besar ayah di sekolah berakreditasi A (42.6%) berpenghasilan >Rp 2.000.000, sedangkan di sekolah berakreditasi B (54.5%) berpenghasilan Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000. Sebagian besar siswa pada sekolah berakreditasi A (57.4%) dan B (63.6%) memiliki besar keluarga kecil, yaitu ≤ 4 orang. Secara umum, sebagian besar pengetahuan siswa baik terkait gizi (56.7%) maupun terkait keamanan pangan (51.1%) serta secara keseluruhan (50.0%) berada dalam kategori sedang. Rata-rata intik energi siswa adalah 1935±445 kkal/kap/hari. Rata-rata intik protein siswa adalah 50.8±15.2 g/kap/hari. Rata-rata intik energi dan protein siswa sekolah berakreditasi A relatif lebih tinggi dibandingkan B. Sebagian besar siswa sekolah berakreditasi A dan B memiliki tingkat kecukupan energi dan protein dalam kategori berlebihan. Rata-rata tingkat kecukupan energi siswa pada sekolah berakreditasi A (118.4±29.4%) dan B (123.9±27.6%), sedangkan rata-rata tingkat kecukupan protein siswa pada sekolah berakreditasi A (215.2±70.3%) dan B (214.1±78.8%). Sebagian besar siswa sekolah berakreditasi A (98.5%) dan B (86.4%) memiliki status gizi normal berdasarkan indeks TB/U. Selajutnya, sebagian besar siswa sekolah berakreditasi A (70.6%) dan B (77.3%) juga memiliki status gizi normal berdasarkan indeks IMT/U. Hasil uji beda t - test menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan gizi dan keamanan pangan, intik, serta tingkat kecukupan energi dan protein (p>0.05) siswa pada sekolah berakreditasi A dan B. Selanjutnya, terdapat perbedaan yang signifikan antara status gizi (p<0.05) siswa dengan indeks TB/U dan IMT/U pada sekolah berakreditasi A dan B. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara usia dan besar uang saku siswa dengan pengetahuan, baik secara keseluruhan maupun terkait gizi dan keamanan pangan. Namun, terdapat hubungan yang negatif dan signifikan (p<0.05, r=-0.233) antara besar keluarga dengan pengetahuan siswa terkait keamanan pangan. Selanjutnya, hasil uji Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara pengetahuan gizi dan keamanan pangan dengan intik energi dan protein, serta status gizi siswa. Dengan uji korelasi yang sama diketahui bahwa tidak terdapat hubungan signifikan (p>0.05) antara tingkat kecukupan energi dan protein dengan status gizi siswa berdasarkan indeks TB/U dan IMT/U. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0.05) antara pendidikan ibu dan pendapatan ayah dengan pengetahuan gizi secara keseluruhan maupun pengetahuan terkait gizi dan keamanan pangan. Namun, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendidikan ayah dengan pengetahuan terkait gizi (p<0.01, r=0.334) maupun pengetahuan secara keseluruhan (p<0.05, r=0.252).
Collections
- UT - Nutrition Science [2996]