Analisis Asupan Air dan Mutu Gizi Asupan Pangan pada Remaja di Indonesia
Abstract
The objective of this research was to analyze water intake and nutritional quality of diet among adolescents in Indonesia. This research was carried out through analyzing a data set of Riskesdas. Data was collected on May-August 2010 by applying a cross-sectional study design. Research area consists of 33 provinces in Indonesia with total screened sample size 39400 adolescents from 44844 adolescents aged 10-19 years. Data processing, analysis, and interpretation were conducted in Bogor on June-September 2011. The result showed that mean of total water intake at male and female adolescents was 1605±581 mL/day and 1528±542 mL /day (p<0.01), respectively. Percentage of water from beverages, food, and metabolic at male and female adolescents was 57.6%, 31.6%, 10.8% and 58.0%, 31.2%, 10.4%, respectively. Mean of estimated total water intake at male and female adolescents was 2173±792 mL/day and 2052±759 mL/day, respectively. Water requirements of male and female adolescents was 3035±727 mL/day and 2430±430 mL/day (p<0.01), respectively. Water adequacy level based on data Riskesdas for male and female adolescents was 55.6±23.6% and 64.7±25.4% (p<0.01), respectively. Water adequacy based on estimated total water intake for male and female adolescents was 75.3±32.7% and 87.0±36.0%, respectively. Nutritional quality of diet among male (68.1%) and female (65.9%) adolescents in Indonesia was very low (mean of MGP at male and female adolescents was 48.2±15.5 and 49.1±15.9, respectively). Only 1.7% of male and 1.9% of female had good nutritional quality of diet. Water intake had significant correlation with teens education (r=0.092) and economic status (r=0.145). Nutritional quality of diet also had significant correlation with teens education (r=0.052) and economic status (r=0.135). Water intake and nutritional quality of diet had significant differences between adolescents who live in rural and urban. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis asupan air dan mutu gizi asupan pangan pada remaja (usia 10-19 tahun) di Indonesia. Secara khusus, tujuannya adalah untuk (1) Menganalisis asupan air pada remaja, (2) Menganalisis kebutuhan dan tingkat pemenuhan kebutuhan air pada remaja, (3) Menganalisis Mutu Gizi Asupan Pangan (MGP) pada remaja, serta (4) Menganalisis hubungan antara karakteristik remaja dengan asupan air serta MGP pada remaja. Penelitian ini seluruhnya menggunakan data sekunder yang berasal dari Riskesdas 2010. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study sesuai dengan desain penelitian Riskesdas 2010. Data diperoleh dalam bentuk electronic file berupa entry data dan hasil pengolahan tim Riskesdas 2010. Data karakteristik sosial ekonomi keluarga, antropometri dan asupan pangan diperoleh dari entry data kuesioner Riskesdas, sedangkan data status ekonomi, serta asupan zat gizi makro dan mikro diperoleh dari hasil pengolahan tim Riskesdas 2010. Pengumpulan data dilakukan oleh tim Riskesdas pada bulan Mei–Agustus 2010 di 33 provinsi di Indonesia. Pengolahan, analisis, dan interpretasi data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Juni–September 2011 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Sampel rumah tangga dalam Riskesdas 2010 dipilih berdasarkan listing Sensus Penduduk tahun 2010. Proses pemilihan rumah tangga dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan two stage sampling. Jumlah seluruh sampel dari data Riskesdas 2010 sebanyak 251388 orang. Jumlah remaja berusia 10-19 tahun adalah 44844 orang dengan jumlah remaja laki-laki sebanyak 22933 dan remaja perempuan sebanyak 21911 orang. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu remaja berusia 10-19 tahun dan dalam kondisi asupan yang biasa, yaitu tidak sedang diet, sakit, puasa atau dalam acara hajatan/hari raya. Kriteria eksklusi sampel yang digunakan adalah kondisi fisiologis hamil. Cleaning data dilakukan pada sampel yang tidak ada data berat badan dan tinggi badan, serta terhadap sampel yang asupan energinya <0.3 atau >3 kali dari energi basal dan memiliki tingkat kecukupan zat gizi >400%. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 39400 orang (87.9% dari total sampel awal remaja) yang terdiri dari 20509 sampel laki-laki dan 18891 sampel perempuan. Rata-rata asupan air remaja laki-laki (1605±581 mL/hari) lebih tinggi dibanding remaja perempuan (1528±542 mL/hari) (p<0.01). Rata-rata remaja dengan usia yang lebih tua memiliki asupan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang lebih muda usianya (p<0.01). Rata-rata asupan air pada remaja berusia 10-12 tahun sebanyak 1501±519 mL/hari, usia 13-15 tahun sebanyak 1569±562 mL/hari, dan usia 16-19 tahun sebanyak 1630±597 mL/hari. Persentase air dari makanan, air metabolik dan air dari minuman terhadap total asupan air masing-masing adalah 31.6±10.4%, 10.8±3.7% dan 57.6±12.9% pada remaja laki-laki, serta 31.2±10.4%, 10.8±3.7%, dan 58.0±12.8% pada remaja perempuan. Total asupan air pada penelitian ini dianggap underestimate. Perkiraan underestimate pada asupan air minum dari data Riskesdas 2010 ditunjukkan oleh rendahnya persentase air dari minuman (57.8%) bila dibandingkan dengan studi lain di Indonesia (73.5%) dan di Amerika (65%), sehingga dilakukan estimasi asupan air dengan proporsi air dari minuman sebesar 70%. Rata-rata estimasi asupan air dari minuman pada remaja laki-laki iv adalah 1520.9±554.6 mL/hari, sedangkan pada remaja perempuan adalah 1436.7±531.3 mL/hari. Rata-rata estimasi total asupan air pada remaja laki-laki adalah 2173±792 mL/hari sedangkan pada remaja perempuan adalah 2052±759 mL/hari. Rata-rata estimasi asupan air lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata asupan air sampel dari data Riskesdas 2010. Rata-rata kebutuhan air remaja laki-laki (3035±727 mL/hari) lebih tinggi dibanding remaja perempuan (2430±432 mL/hari) (p<0.01). Rata-rata kebutuhan air pada remaja menurut kelompok usia pada sampel berusia 10-12 tahun sebanyak 2477±537 mL/hari, usia 13-15 tahun sebanyak 2822±646 mL/hari, dan usia 16-19 tahun sebanyak 2925±729 mL/hari. Rata-rata remaja dengan usia yang lebih tua memiliki kebutuhan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang lebih muda usianya (p<0.01). Tingkat pemenuhan kebutuhan air yang dihitung berdasarkan data asupan pangan Riskesdas 2010 untuk remaja laki-laki (55.6±23.6%) lebih rendah dibanding remaja perempuan (64.7±25.4%) (p<0.01). Tingkat pemenuhan kebutuhan air yang dihitung dari estimasi asupan air pada remaja laki-laki sebesar 75.3±32.7%, sedangkan pada remaja perempuan adalah 87.0±36.0%. Rata-rata MGP pada remaja laki-laki dan perempuan masing-masing adalah 48.2±15.5 dan 49.1±15.9. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara MGP laki-laki dan perempuan. Rata-rata MGP pada remaja berusia 10-12 tahun adalah 50.8±15.8, usia 13-15 tahun 47.2±15.5, dan usia 16-19 tahun 48.0±15.6. Hasil uji beda menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara MGP setiap kelompok usia. Sebagian besar sampel memiliki nilai MGP yang tergolong sangat kurang dengan persentase 68.1% untuk sampel laki-laki dan 65.9% untuk sampel perempuan. Sebanyak 1.8% sampel memiliki nilai MGP yang tergolong baik. Uji korelasi Rank Spearman pada seluruh sampel menunjukkan bahwa peubah yang memiliki hubungan signifikan dengan asupan air adalah pendidikan remaja (r=0.092) dan status ekonomi keluarga (r=0.145). Uji korelasi Rank Spearman pada seluruh sampel juga menunjukkan bahwa peubah yang memiliki hubungan signifikan dengan MGP adalah pendidikan remaja (r=0.052) dan status ekonomi keluarga (r=0.135). Uji beda-t (Independent samples t-test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan air sampel yang bertempat tinggal di desa dan di kota. Uji beda-t (Independent samples t-test) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara MGP sampel yang bertempat tinggal di desa dan di kota. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang asupan air dan MGP pada remaja di Indonesia. Remaja disarankan untuk mengonsumsi air sesuai dengan kebutuhan untuk mencegah kekurangan asupan air, serta disarankan untuk mengonsumsi pangan sumber hewani, sayur, dan buah untuk meningkatkan MGP. Sumber zat gizi tersebut antara lain pangan hewani, sayur, dan buah yang terjangkau bagi masyarakat.
Collections
- UT - Nutrition Science [2986]