Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Papua (Studi Kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua)
Food Consumption Pattern on Papua Society (Case Study at Tablanusu Village, Depapre District, Jayapura Residence, Papua Province)
Abstract
The general objective of this research was to study the food consumption pattern on Papua society. This research used cross-sectional study design, was held at Tablanusu Village, Depapre District, Jayapura Residence, Papua Province from May to June 2011. Total of sample was 48 households which done by sensus survey from number of population (81 households). The result showed that Tablanusu society were common to consume cerealia such as rice (83,1 times/month), tuber such as cassava (9,9 times/month), animal food sources such as aquatic fish (66,8 times/month), plant food sources such as tofu (13,1 times/month), vegetables such as papaya leaves and papaya flower (25,7 times/month), fruits such as banana (10,6 times/month) and dairy product such as skim milk (17,5 times/month). Most of Tablanusu society processed their food by frying, steaming, pan-frying as well as without any cooking process. Most of Tablanusu society acquired their food by purchasing, cultivating and from their environment. There was perception of food taboos among the Tablanusu society. The average consumption of energy and protein on Tablanusu society was 1641±433 kkal and 38,9±12,0 g, respectively. While the average of energy and protein adequacy on Tablanusu society was 75,1±18,1 % and 81±21,5 %, respectively. Most of the subject in Tablanusu society (45,8%) were categorized as clear energy deficient (<70% AKG), whereas most of the subject in Tablanusu society (35,4%) were categorized as clear protein deficient (<70% AKG) and 35,4% as normal. There were no correlation between sosio-economic characteristic and energy and protein adequacy Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pola konsumsi pangan masyarakat Papua. Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain : 1) Mempelajari karakteristik keluarga, 2) Mempelajari frekuensi konsumsi menurut kelompok pangan keluarga, 3) Mempelajari cara mengolah dan memperoleh pangan keluarga, 4) Mempelajari pantangan pangan (taboo) keluarga, 5) Mempelajari preferensi pangan keluarga, 6) Mempelajari jenis dan jumlah konsumsi serta tingkat kecukupan gizi keluarga dan individu, dan 7) Menganalisis hubungan antara karakteristik ekonomi dengan tingkat kecukupan gizi keluarga. Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode cross sectional study, yang berlokasi di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Total contoh pada penelitian ini adalah 48 keluarga yang diambil secara sensus dari jumlah populasi keluarga yang ada (81 keluarga) berdasarkan kriteria inklusi yaitu : 1) Penduduk asli Papua, 2) Keluarga lengkap atau utuh yang tinggal dalam rumah tangga yang sama yang terdiri dari kepala keluarga (KK), isteri KK, dan anak, serta 3) Bersedia untuk dijadikan contoh. Rata-rata jumlah anggota keluarga masyarakat Kampung Tablanusu adalah sedang (5,4). Sebagian besar (58,3%) umur KK berkisar antara 30-49 tahun. Begitu pula dengan isteri KK, sebagian besar (62,5%) umur isteri KK berkisar antara 30-49 tahun. Sebagian besar (35,4%) tingkat pendidikan terakhir KK adalah SMA dan sebagian besar (33,3%) tingkat pendidikan terakhir isteri KK adalah tamat SD. Sebagian besar (40,4%) KK bekerja sebagai nelayan dan sebagian besar (77,1%) isteri KK bekerja sebagai ibu rumah tangga. Berdasarkan garis kemiskinan Provinsi Papua tahun 2011, sebagian besar (65,6%) masyarakat Kampung Tablanusu termasuk ke dalam kategori tidak miskin. Frekuensi konsumsi menurut kelompok pangan serealia, umbi-umbian, pangan hewani, pangan nabati, sayuran, buah-buahan dan susu yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Kampung Tablanusu masing-masing adalah beras (83,1 kali/bulan), singkong (9,9 kali/bulan), ikan laut (66,8 kali/bulan), tahu (13,1 kali/bulan), daun pepaya dan bunga pepaya (25,7 kali/bulan), pisang (10,6 kali/bulan), dan susu bubuk (17,5 kali/bulan). Sebagian besar masyarakat Kampung Tablanusu mengolah bahan pangan dengan cara digoreng, direbus, dikukus, ditumis, dan tanpa diolah (tanpa dimasak). Sebagian besar masyarakat Kampung Tablanusu memperoleh kelompok bahan pangan dengan cara pembelian, menanam atau memelihara, dan memperoleh dari alam. Tabu makanan masih berlaku pada masyarakat Kampung Tablanusu, namun jumlahnya sangat sedikit. Beberapa masyarakat Kampung Tablanusu memiliki preferensi terhadap pangan.
Collections
- UT - Nutrition Science [3001]
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
Analysis of Seagrass Beds As Fish Habitats Function in Manokwari Coastal Waters, West Papua Province
Kopalit, Herry | Kamal, M. Mukhlis | Damar, Ario (2010)Manokwari waters serve as one of the region in Indonesia that high in marine biodiversity including seagrass and fish which justify the urgent need to preserve these waters along with the resources that make up the whole ... -
Spatial Distribution of Gastropod Community and it’s Association with Seagrass Habitat in Manokwari Coastal West Papua
Leatemia, Simon Petrus Oktovianus | Setyobudiandi, Isdrajad | Riani, Etty (2010)Seagrass vegetation in Manokwari coastal waters was classified as mixed vegetation and gastropods featured as one major animal in the seagrass ecosystem. The purpose of this study were (1) to know and analyze the influence ... -
Aklimatisasi sapi PO dan sapi bali merespons perubahan cuaca di Kabupaten Merauke Papua
Saiya, Heny Vensye | Purwanto, Bagus P. | Priyanto, Rudy | Manalu, Wasmen (2013)The objective of this study was to determine the physiological responses and acclimatization of Ongole Crossbred (OC) cattle (Bos indicus) and bali cattle (Bos javanicus) in response to weather changes in Merauke district. ...