Studi Karakteristik Pertumbuhan Anak Usia Sekolah di Provinsi Jawa Barat
Growth Characteristics Study of School Age Children in West Java Province
Abstract
The problem of malnutrition in school age children is characterized by a condition of body weight and height which are below standard. This condition will have adverse effects in adulthood that is characterized by a stunted and low ability levels. The purpose of this research was to study analysis growth characteristic of school age children in West Java Province (limited to Garut, Bandung, and Cirebon district). A cross sectional study designed was implemented and a set of data of Riskesdas 2007 was used in the study. Data was analyzed using Microsoft Exel 2007 for windows and Statistical Program for Social Science (SPSS) 16.0. Data include the characteristics of the sample’s families (families size, parental education, parental employment, and household income); the characteristics of school age children (age, sex, weight, height, energy consumption, and protein consumption); the families of physical environment and infectious diseases. Weight for age (W/A), height for age (H/A) and body mass index for age (BMI/A) index were used to measure school age children nutritional status. Based on indicator of W/A, the result of this analysis were the factors that influence nutritional status in the Garut district the amount of income by 3.4%. As for H/A no factors affected. Based on BMI/A indicators, factor that were influential were the protein consumtion. The results of the analysis in Bandung district, based on indicators W/A and BMI/A were indicated that the number of families amounted to 1.5% and 1.1%. Based on indicators of H/A no factors effected. In the Cirebon district, based on W/A indicator, factors that were influential were the amount of income, protein consumption, and the head of the family’s education by 12.4%, and based on H/A and BMI/A that were influential were the amount of income by 3.2% and 2.8%. Pembangunan nasional bertujuan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia secara berkesinambungan dan berkelanjutan sehingga memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Kekurangan pangan dan gizi dapat merusak kualitas sumber daya manusia (SDM). Depkes (2000) menyatakan bahwa kualitas SDM ditentukan oleh keberhasilan tumbuh kembang pada masa anak-anak. Anak usia sekolah adalah generasi penerus bangsa, kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Menurut Kodyat (1995) kekurangan gizi pada anak usia sekolah mempunyai dampak buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan pada bentuk fisik yang lebih kecil dan tingkat kemampuan yang rendah. Masalah gizi yang paling sering ditemukan pada anak usia sekolah, tercermin dari keadaan berat badan dan tinggi badan yang berada di bawah nilai standar. Keadaan ini lebih sering terjadi di negara-negara berkembang (Jellief 1971). Penilaian status gizi anak sekolah dilakukan dengan pengukuran antropometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan anak sekolah mempunyai korelasi dengan keadaan sosial ekonomi penduduk, dan dapat memberikan gambaran umum mengenai keadaan dan gizi masyarakat (Abunain et al. 1994). Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi anak usia sekolah laki-laki dan perempuan kurus berturut-turut adalah 13,3% dan 10,9%, sedangkan prevalensi anak usia sekolah laki-laki dan perempuan gemuk berturut-turut adalah 9,5% dan 6,4% (Depkes 2008). Berdasarkan data yang sudah dipaparkan diatas, maka terlihat adanya masalah pertumbuhan pada kelompok anak usia sekolah yang dilihat dari hasil pengukuran antropometri. Masalah yang terjadi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain, sehingga untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan berpengaruh terhadap status gizi anak usia sekolah dilakukan penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu, dengan menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Pemilihan daerah dilakukan secara purposive, yaitu diambil tiga kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang memiliki topologi daerah yang berbeda. Contoh yaitu semua anak berusia 6-12 tahun yang mempunyai kelengkapan data untuk diteliti. Jumlah contoh dalam penelitian ini sebanyak 1323 orang. Jumlah responden dari setiap kabupaten adalah: Kabupaten Garut 380 orang, Kabupaten Bandung 533 orang dan Kabupaten Cirebon 410 orang.
Collections
- UT - Nutrition Science [3001]