Show simple item record

dc.contributor.authorWicaksono, Kukuh Anggoro
dc.date.accessioned2011-08-01T02:38:52Z
dc.date.available2011-08-01T02:38:52Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/49348
dc.description.abstractPT. Smart Tbk merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi Crude Palm Oil melalui unit-unit usahanya baik berupa kebun, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Transportasi. Libo Transport merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki oleh PT. Smart Tbk. Unit usaha tersebut bergerak di bidang transportasi CPO dan juga TBS dari kebun ke PKS. Dalam melaksanakan tugasnya untuk mengangkut TBS dari kebun ke PKS, Libo Transport menggunakan suatu sistem, yakni BIN SYSTEM. Bin system adalah suatu sistem untuk mengangkut TBS yang sudah dipanen menuju ke pabrik kelapa sawit untuk diolah. Sistem ini terdiri dari dua kendaraan pengangkut dan bin. Kendaraan pengangkut pertama adalah scissor lift. scissor lift adalah suatu traktor kecil yang dibelakangnya terdapat sebuah bak berkapasitas 2 ton. Tugas dari scissor lift ini adalah mengangkut TBS dari tempat pengumpulan hasil (TPH) ke bin. Bin yang berkapasitas 9 ton akan penuh dengan 4-5 trip scissor lift. Ketika bin sudah penuh, kendaraan kedua, Prime Mover akan mengangkut bin tersebut untuk dibawa ke PKS. Selama Prime Mover pergi ke PKS dengan membawa bin yang penuh tadi, scissor lift tetap dapat melaksanakan tugasnya. Kebun Palapa merupakan salah satu unit usaha PT. Smart Tbk. Kebun Palapa dalam mengangkut hasil produksinya (TBS) untuk diolah menggunakan jasa Libo Transport dengan menggunakan bin system. Dalam proses pengangkutannya kebun Palapa menggunakan satu Prime Mover untuk satu divisi, dimana kebun Palapa mempunyai 4 divisi. Pengangkutan TBS pada saat low crops dengan menggunakan satu Prime Mover untuk satu divisi akan membuat waktu idle Prime Mover tinggi. Dengan mengurangi Prime Mover menjadi tiga diharapkan waktu idle Prime Mover menjadi berkurang. Dengan berkurangnya Prime Mover satu maka keterlambatan bin untuk diangkut akan timbul, sehingga dibutuhkan suatu penjadwalan dimana waktu idle Prime Mover dan waktu keterlambatan bin untuk diangkut minimum. Penjadwalan yang dilakukan menggunakan model penugasan yang diselesaikan dengan menggunakan prinsip Linear Programing. Alasan menggunakan metode tersebut adalah dapat menghasilkan penjadwalan yang menghasilkan waktu idle Prime Mover dan waktu keterlambatan bin untuk diangkut minimum. Sebelum dilakukan penjadwalan perlu diketahui jumlah bin yang optimal dan juga analisis antrian guna mengetahui apakah antrian di timbangan mempengaruhi kelancaran dari proses pengangkutan. Dari hasil perhitungan, jumlah bin yang optimal untuk masing-masing divisi adalah tiga. Sedangkan untuk antrian di timbangan dianalisis dengan menggunakan softwere Queuing System Simulation. Sebelumnya distribusi waktu kedatangan dan waktu pelayanan dilihat dengan menggunakan softwere EasyFit 3.2. QSS adalah program untuk membantu menganalisa model antrian dengan menggunakan dasar simulasi. Keterbatasan software ini adalah kurang dinamis. Easyfit adalah suatu aplikasi pencocokan distribusi yang dibuat untuk memudahkan analisa probabilitas data dan pemilihan model terbaik. Program tersebut mengijinkan untuk dengan mudah dan dengan cepat memilih distribusi yang terbaik sesuai dengan data.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePenjadwalan Pengangkutan Hasil Panen Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Menggunakan Linier Programing (Studi Kasus Di Unit Usaha Palapa Estate PT. Smart TBK, Riau)en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record