Pengaruh perbedaan kandungan serat kasar ransum terhadap penampilan produksi kelinci persilangan jantan
Abstract
Dalam usaha meningkatkan penyediaan daging untuk meningkatkan gizi masyarakat, kelinci merupakan jenis ternak yang cukup potensial untuk dikembangkan. Kelinci dapat berkembangbiak dan mampu menggunakan lebih banyak proporsi hijauan dalam ransumnya. Kandungan serat kasar akan menentukan keefisienan penggunaan ransum. Semakin tinggi kandungan serat kasar, koefisien cerna dan keefisienan ransum semakin rendah. Bagi kelinci, serat kasar mempunyai nilai gizi yang rendah, tetapi dalam jumlah tertentu tetap dibutuhkan di dalam ransumnya. Hal ini mengingat fungsi serat kasar sebagai "bulk", sumber energi dan zat laksan.