Perbaikan Disain Proses Penyulingan MInyak Akar Wangi
View/ Open
Date
2008Author
Tutuarima, Tuti
Soesanto, Hari
Rusli, Meika S.
Noor, Erliza
Metadata
Show full item recordAbstract
Minyak akar wangim adalah salah satu komoditas ekspor non migas Indonesia. Selama sekitar 50 tahun sejak awal abad yang lalu Indonesia merupakan produsen/eksportir akar wangi terbesar dunia dan saat ini berada pada posisi ketiga setelah Haiti dan Bourbon. Minyak akar wangi (vetiver oil) dihasilkan melalui Proses penyulingan (destilasi) akar wangi (Vertiverta zizanioldes) yang dilakukan oleh petani dan industri kecil-menengah di daerah Garut, Jawa Barat.Hingga saat ini proses produksi minyak akar wangi Indonesia menghadapi masalah yang sangat serius mengingat mutunya yang rendah (aroma dan keseragarnan), mutu rendemen yang belum optimal (1 - 2%), dan waktu penyulingan yang lama (12 - 14 jam). Rendahnya mutu dan rendemen minyak akar wangi disebabkan oleh kondisi penyulingan yang diterapkan tidak tepat, akan tetapi terpaksa ditempuh mengingat rnahalnya harga bahan bakar minyak sejak kenaikan harga pada tahun 1998.Penyelesaian masalah yang dihadapi industri penyulingan minyak akar wangi di Garut dapat dicapai jika ditemukan inovasi teknologi berupa disain proses destilasi yang menjamin tercapainya mutu produk yang diingmkan sekaligus tingkat efisiensi energi, waktu penyulingan yang layak, serta rendemen yang lebih tinggi. Pendekatan yang digunakan pada riset ini untuk menjawab tantangan inovasi teknologi tersebut adalah merancang proses destilasi yang didasarkan pada perbedaan titik didih komponen-komponen minyak akar wangi dan pada kesetimbangan fasa air dan fasa uap minyak akar wangi. Implikasi dari pendekatan ini addah proses destilasi dengan peningkatan tekanan operasi (lcetel suling) 2 - 3 bar dan laju alir uap air (steam /low rate) 1 - 2 literljrunkg bahan) secara bertahap sesuai dengan tahapan penguapan komponen-komponen minyak akar wangi tersebut. Penyulingan minyak akar wangi dengan menggunakan sistem direct steam distillation (penyulingan dengan sumber uap air dari boiler) menghasilkan rendemen rata-rata lebih besar dari yang dilakukan oleh para penyuling minyak akar wangi di garut yaitu ~nencapai 3.2%. Waktu penyulingan pun lebih singkat yaitu hanya 9 jam. Aroma mninyak akar wangi yang dihasilkan tidak berbau gosong, dan berbeda dengan Ininyak akar wangi yang dihasilkan penyuling rakyat di Garut. Peningkatan produksi dan harga jual minyak akar wangi Indonesia diyakini akan langsung berdanpak pada peningkatan lapangan kerja sekaligus kesejahteraan bagi mnasyarakat petani clan pengrajin industri penylingan akar wangi di Garut, Jawa Barat.
Collections
- Proceedings [2790]