Respon Fisiologi dan Tingkat Kerontokan Buah Tanaman Belimbing (Averrhoa carambola L.) terhadap Aplikasi GA3 dan 2,4-D
Abstract
tingginya tingkat kerontokan bunga dan buah belimbing. Aplikasi hormon tumbuhan diharapkan dapat mengurangi kerontokan bunga dan buah. Penelitian ini bertujuan mempelajari respon fisiologi dari tanaman belimbing terhadap aplikasi GA3 dan 2,4-D; dan mendapatkan konsentrasi GA3 dan 2,4-D baik secara tunggal maupun kombinasi yang memberikan pengaruh terbaik pada produksi buah belimbing. Dalam penelitian ini tanaman belimbing varietes Dewi ditanam di UPT Kebun Percobaan IPB “AGROTEKO” Dramaga Bogor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial yang terdiri dua faktor yaitu konsentrasi 2,4-D dan konsentrasi GA3. Masing-masing faktor tersebut terdiri dari 4 konsentrasi yang berbeda : GA3 (0, 20, 40, 60 ppm) dan 2,4-D (0, 5, 10, 15 ppm). Perlakuan larutan hormon diberikan dengan penyemprotan pada tandan bunga dan buah dosis 25 ml/tandan. Penyemprotan dilakukan pada saat bunga mekar dan buah terbentuk. Pengamatan dilakukan pada jumlah bunga yang terbentuk, bunga yang rontok, buah yang terbentuk, buah yang rontok, buah retensi, bobot buah, kandungan auksin buah dan gula total daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi GA3 dan 2,4-D secara tunggal maupun kombinasi meningkatkan kandungan auksin buah (30.1-208.4%) dan gula total daun (15.9-107.8%). Peningkatan kandungan gula total daun dan Auksin buah sampai 170 ppm dapat mengurangi kerontokan bunga maupun buah, dan meningkatkan jumlah buah retensi. Konsentrasi hormon terbaik untuk megurangi kerontokan buah adalah aplikasi tunggal 2,4-D 9.2 ppm (48.4%), aplikasi GA3 60 pm (44.6%) atau kombinasi antara 2,4-D 5 ppm dan GA3 60 ppm (48%). Ditinjau dari segi ekonomi, aplikasi 2,4-D 8-10 ppm untuk mengurangi kerontokan buah belimbing memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan konsentrasi yang lainnya.