Hubungan Perubahan Pendapatan dengantingkat Kecukupan Zat Gizi Keluarga Petani pada Saat Krisis Ekonomi (Kasus di Desa Sukajadi, Kecamatan Ciomas, dan Desa Kiarasari, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mempelajari pendapatan keluarga petani saat krisis ekonomi, (2) mempelajari tingkat kecukupan zat gizi keluarga petani saat krisis ekonomi, (3) menganalisa hubungan luas• lahan dengan pendapatan usahatani pad a saat krisis ekonomi, (4) menganalisa hubungan pendapatan, besar keluarga, dan pengetahuan gizi ibu dengan tingkat kecukupan zat gizi keluarga petani saat krisis ekonomi, (5) mempelajari perbedaan pendapatan petani sebelum dan saat krisis ekonomi, dan (6) mempelajari perbedaan tingkat kecukupan zat gizi keluarga petani sebelum dan saat krisis ekoriomi. Penelitiaan ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan September 1998 di Desa Sukajadi, Kecamatan Ciomas dan Desa Kiarasari, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pada penelitian ini contoh dipilih secara purposive dengan kriteria responden adalah rumahtangga petani pemilikpengarap yang mata pencahariannya bercocoktanam yang sebelumnya telah diteliti dalam penelitian tim GMSK IPB semenjak tahun 1994 sId 1997. Jumlah contoh yang diteliti sebanyak 56 keluarga yang terdiri dari 28 keluarga Desa Sukajadi dan 28 keluarga Desa Kiarasari. Data terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer meliputi identitas keluarga, pengusahaan lahan, pendapatan dan pengeluaran keluarga, pengetahuan gizi serta konsumsi pangan selama 2 hari yang dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder meliputi kondisi dan potensi desa yang diperoleh dari kantor kepala desa serta pendapatan, pengetahuan gizi dan konsumsi pangan keluarga contoh sebelum krisis ekonomi, yang diperoleh dari hasil penelitian tim peneliti Jurusan GMSK IPB tahun 1996/1997. Analisa data menggunakan korelasi Spearman dan Pearson, perbedaan pendapatan dan tingkat kecukupan zat gizi sebelum dan saat krisis ekonomi menggunakan uji ttest For Paired Sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar keluarga contoh (53,57%) mempunyai jumlah anggota keluarga berkisar antara 5-6 orang. Mata pencaharian utama keluarga adalah petani pemilik penggarap sebesar (80,36 %). Tingkat pendidikan contoh proporsi terbesar adalah tidak tamat SD yaitu untuk ayah (48,21 %) dan ibu (39,29 %). Rata-rata pengetahuan gizi ibu termasuk dalam kategori sedang (44,6%). Raia-rata pendapatan/kap/bulan keluarga petani pada saat krisis mengalami peningkatan dari Rp 62.447,00 tahun 1996 menjadi Rp 132.016,00 pada tahun 1998. Hal ini didukung oleh hasil uji statistik yang berbeda sangat nyata (p < 0,01). Pada saat krisis ekonomi, pendapatan petani dari sektor pertanian mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari Rp. 11.307,00 (1996) menjadi Rp. 18.022,00 (1998). Adanya korelasi positif antara luas lahan dengan pendapatan usahatani (p < 0,01). Rata-rata tingkat kecukupan zat gizi keluarga petani saat krisis ekonomi cukup baik, yaitu energi 80,75 %, protein 96,49 %, vitamin A 125,76 %, vitamin C 115,37 % dan Fe 84,53 %. Jika dibandingkan dengan sebelum krisis, ada peningkatan tingkat kecukupan kategori baik untuk protein, vitamin A, dan Fe sedangkan energi mengalami penurunan. Hasil uji statitstik untuk tingkat kecukupan energi dan Fe sangat nyata perbedaannya (p < 0,01), vitamin A berbeda nyata (p < 0,05). Hasil uji statistik menunjukkan adanya korelasi positif aniara pendapatan dan tingkat kecukupan energi (p < 0,05), sedangkan tingkat kecukupan protein, vitamin A, vitamin C dan Fe berkorelasi positif (p < 0,01). Dalam penelitian ini juga ditemukan korelasi positif antara pengetahuan gizi dengan tingkat kecukupan energi dan protein (p < 0,01), dan vitamin C (p < 0,05) serla korelasi negatif antara besar keluarga dengan tingkat kecukupan protein, vitamin A, dan vitamin C (p < 0,01)
Collections
- UT - Nutrition Science [2987]