Penyimpanan Rajangan Segar Paprika (Capsicum annum L. var. Grossum) Dalam Kemasan Atmosfir Termodifikasi
Abstract
Paprika atau cabai manis adalah salah satu komoditi hortikultura yang penting di Indonesia. Tanaman paprika diduga berasal dari Mexico dan daerah sekitar Amerika tengah. Perkembangan ekspor komoditi hortikultura untuk negara Indonesia mengalami kenaikan sebesar 2% dengan total berat bersih ekspor bulan januari juni 2000 sebesar 1 334 137 ton menjadi 1 372 223 ton pada bulan januari juni 2001. Sedangkan nilai pendapatan dari ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar 13% dari 994 804 000 USD menjadi 863 129 000 USD (BPS 2001). Mengingat nilai ekonominya yang tinggi, diperlukan adanya usaha-usaha dalam peningkatan dan pemanfaatan produksi serta mutu paprika. Salah satu usaha peningkatan mutu paprika adalah penanganan pasca panen paprika dari produsen hingga ke tangan konsumen.
Sampai saat ini paprika masih merupakan sayuran elit karera pada umumnya paprika hanya dipakai untuk penyedap pada resep masakan-masakan luar negeri di hotel, restoran, catering dan counter makanan luar. Cabai pada umumnya mengandung zat capcaisin (C9H1202) yaitu semacarı senyawa alkaloid yang menyebabkan rasa pedas. Namun pada paprika zat ini hampir tidak ditemukan sehingga rasanya tidak pedas, melainkan manis. Hal ini yang membuat nilai jual paprika tinggi. Seiring dengan kemajuan peradaban, restoran siap saji (fast food) tampil sebagai solusi mengatasi kebutuhan manusia akan ketersediaan makanan yang cepat saji dan cepat santap contohnya salad dan pizza. Pengolahan paprika pada masakan siap saji umumnya berupa rajangan bentuk cincin dan persegi dengan pengolahan minimal (minimally processing) seperti pembersihan, pencucian, pembuangan biji dan pemotongan kedalam bentuk siap saji.
Tujuan umum penelitian ini yaitu mempelajari karakteristik penyimpanan rajangan paprika segar dalam kemasan atmosfir termodifikasi. Sedangkan tujuan khusus adalah mengukur laju respirasi rajangan paprika segar; penentuan komposisi gas O2 dan CO2 optimum dalam penyimpanan sajangan paprika segar; desain film kemasan untuk penyimpanan rajangan paprika segar; dan penentuan umur simpan pada penyimpanan rajangan paprika segar.
Bahan yang digunakan adalah paprika hijau mutu A dengan berat 160 g/buah. Paprika hijau merupakan paprika yang paling banyak dibudidayakan dan dikonsumsi (Primantoro dan Indriani, 1998). Bahan didapat dari kelompok tani Saung Mirwan, PT, Desa Tanah leuneut, Pasirmuncang, Mega Mendung, Bogor. Rajangan paprika yang digunakan adalah rajangan yang dipakai pada restoran fast food yaitu bentuk cincin dengan diameter 6-10 cm untuk konsumsi salad dan bentuk persegi dengan ukuran panjang 3 cm dan lebar 1 cın untuk konsumsi pizza. Bahan lain yang digunakan adalah plastik polietilen dan stretch film, pisau stainless steel, klorin dan alkohol 90% untuk sterilisasi alat. ...