Sirnulasi Sistem Pengendalian Suhu Dengan Logika Fuzy Pada Rumah Tanaman Menggunakan Program Komputer
Abstract
Dalam proses budidaya tanaman banyak faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas, antara lain adalah suhu lingkungan, kelembaban, dm1 cahaya. Faktor-faktor tersebut lebih banyak ditentukan oleh lingkungan sekitarnya. Suhu lingkungan setama ini mn~jadi salah satu kendala utama dalam bndidaya tanaman. Berbagai jenis tanrunan hanya dapat tumbuh baik dengan suhu lingkungan yang rendah. Suhu lingkungan yang rendah terdapat di daerah sub tropis atau dataran tinggi pada daerah. tropis. Suhu lingkungan yang sesuai dapat diperoleh dengan menggunakan sistem pengendalian suhu. Salah satu sistem kendali yang mudah dalam pendekatan terhadap parameter yang berpengaruh dnn dapat tnenghasilkan tingkat kesalahan yang rendah adalah sistem kendali dengan logikafuzzy. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengendalian suhu dalam iumah tanaman, meiakukan evaluasi sistem pengendalian suhu dengan menggunakan program komputer, mengembangkan program konhol iogikafirz~un tuk pengendalian nunah tanaman. Sistem konhol secara mum bertujuan untuk memberikan pengaruh pada suatu sistem dengan merubah masnkan ke sistem berdasarkan aturan-aturan yang menggambarkan cara kerja sistem tersebut. Sistem konhol logika jkzy mempunyai beberapa tahapan yaitu fuviiikasi terhadap error dan beda error, inferensi dengan tnengynakan matriks keputusau, dan defuzzifikasi. Mairik keputusan untuk aturan konhol dibuat oleh ahli atau oleh orang yang berpengalanan maupun berdasarkan penyetelan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan model untuk mendapatkan suhu dalam rumah tmaman (T,). Model tersebut menggambarkan proses piudah panas yang terjadi di dalain nunah tanaman dan di lingkungan sekitar rwnah tanaman. Faktor yang berpengaruh adaiah suhu lingkungan, radiasi dari cahaya matahari, suhu jamur, suhu media tumbuh jamur, bahan penyekat nunah tanaman, dan ventilasi. Pada simulasi ini digunakan beberapa asumsi yaitu massa dalam rumah tanaman tetap, radiasi tetap, nilai cp untuk sistem adalah cp yang paling berpengaruh, suhu media tumbuh jamur, suhu jamur sama dmgan sul~u ruang dalam nunah tanaman. Besarnya suhu lingkungan (To) ditentukan dengan mengynakan persamaan yang dibuat berdasarkan hasil pengukuran suhu lingkungan selama 24 jam dengan menggunakan probpm aplikasi spline. Pada rumah tanaman terdapat dua jenis nilai koefisien perpindahan kalor total (U) yaitu koefisien perpindahan kalor total untuk multiplex dan fiber. Dengan menggunakan nilai koefisien pindah panas permukaan untuk udara bagian luar V;) sama dengan nilai koefisien pindah panas pesmukaan untuk udara bagian dalam (6) dengan nilai emisivitas permukaan 0.90, diketahui nilai j; danf2 adalah 8.29 watt/m2c (Esmay & Dixon,1982). Nilai lk untuk fiber = 27.7 m°C/watt dan nilai lk untuk inultipiex = 8.66 m "Clwatt (Stoecker & Jones, 1982). Dengan menggunakan nilai-nilai tersebut diperoleh nilai U untuk fiber = 3.7181watt/m2 OC dan U untuk multiplex = 3.1329 watt/m2 OC. Untuk ukuran nunah tanaman 65 cm x 55 cm x 75 cm diperoleh nilai &indingfib, adalali 1.6700 m2 dan &indillg m.iriplcx adalall 0.4875 mn2. Nilai koefisien perpindahan kalor total untuk rumah tanaman addah 8.8565 W2@C yang diperoleh dari hasil perhitungan UAdllldin=g Utib~x~ h o d i n ~ b e+t UrlluttiplXe ~.& ding rnu1tipi.r. Pengendalian dilakukan pada tiga setpoint yaitu 22 "C, 19 'C, dan 16 "C dengan onloff yaxg lama wilktmya aiatur cietxgari nie~lggdll&anl ogika,f~tly.? a& ktiya set pcin; iecsebut nilai cnor ir~aksunal tidak lebih dari 0.007 OC. Hal tersebut menunjukkan bahwa hail pengendalian yang diperoleh sangat akurat. Untuk lebih memperoleh gambaran secara menyeluruh dilakwkan perhitungan staldar deviasi dari nilai error. Untuk Q refrigerasi 300 watt dengan T,, 16 'C diperoleh standar deviasi 0.2973, sedangkan untuk T,, 19 "C diperoleh standar deviasi 1.0928 dan T,, 22 "C diperoleh standar deviasi 1.0923. Dengan lne~ubahb esaran Q refrigerasi dapat diperolelt standar deviasi terkecil. Untuk T,, 19 "C dan 22 "C Q i~frigc~ziysia ng scsuai addah 200 watt. Dcngan Q refrigerasi 200 watt diperolcb standar dcviasi untuk T,, 19 O C adalah 0.2753 dan untuk TEP2,2 'C diperoleh standar dcviasi 0.4306. Dengan demikian kesesuaian antara besar Q refiigerasi yang diberikan dengan set point yang ditentukan &an dapat menghasilkan tingkat penyimpangan yang rendah.