Model Persamaan Laju Kerusakan Fisik Akibat Memar pada Buah Salak Pondoh dengan Pengolahan Citra
Abstract
Tingkat konsumsi buah-buahan rakyat Indonesia terus meningkat. Hal ini nampak dari meningkatnya konsumsi per kapita dari 26.52 kg pada tahun 1988 menjadi 27.40 kg pada tahun 1992 dan 30 kg pada tahun 1995 (Winamo,1995). Tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah buah-buahan bersifat musiman dan penanganan pasca panen yang masih sederhana yang menyebabltan masih banyaknya buah yang rusak sehingga mutu buah menurun. Buah salak merupakan tanaman asli Indonesia yang sudah banyalc dibudidayakan balkan sampai diekspor. Produksi buah salak terus mengalami peningkatan dari 97.458 ton pada tahun 1989 inenjadi 525.461 ton pada tahun 1997 (BPS, 1998). Salah satu tujuan dalam penanganan pasca panen salak adalah menjaga agar mutu salak tetap baik. Hal yang menjadi kendala adalah kerusakan mekanis buah salak dalam pengangkutan masih tinggi sehingga altan menurunkan mutu buah salak tersebut.