Pengaruh Perendaman Larva Dalam Larutan Hormon Triiodotironin (T3) Selama 24 Jam Dengan Dosis Berbeda Terhadap Perkembangan, Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Larva Gurame (Osplzronemus Gourarny Lac.)
Abstract
Ikan gurame (Osphronernus gouramy Lac.) merupakan salah satu ikan yang bernilai ekonomis tinggi bagi masyarakat di Indonesia. Namun produksi dari usaha budidaya saat ini masih rendah, belum mampu memenuhi permintaan pasar sehingga pengembangan budidaya ikan gurame saat diperlukan. Masalah yang dihadapi dalam budidaya ikan gurame antara lain adalah pertumbuhannya yang relatif lambat. Untuk itu diperlukan usaha yang dapat mengatasi masalah tersebut. Salah satunya adalah dengan pemberian hormon yang dapat mengontrol proses metabolisme dan pertumbuhan ikan, yaitu triiodotironiil (T3). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2001, beriempat di Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lama gurame yang digunakan adalah larva berumur satu hari setelah menetas. Konsentrasi hormon T3 yang digunakan adalah 0 (kontrol), 0.001, 0.01, 0.1 dan 1 ppm yang diperoleh melalui pengenceran 10 kali. Perendaman larva dalam hormon T3 pada dosis yang telah ditentukan dilakukan dalam akuarium berukuran 26x21~20c m3 selama 24 jam dengan volume perendaman sebanyak dua liter per akuarium. Kepadatan larva pada setiap akuarium sebanyak 150 ekor. Selama masa pemeliharaan, yaitu delapan minggu, larva diberi pakan berupa cacing sutera sebanyak 2-3 kali sehari. Selain itu, dilakukan penyifonan dan pergantian air 10-30% setiap hari