Pengkayaan Biskuit Dengan Tepung Daging Ikan
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat substitusi tepung daging ikan terhadap tepung terigu yang tepat dalam pembuatan biskuit, mengetahui mutu organoleptik, kimia, fisik, dan mikroba biskuit yang diperkaya tepung daging ikan, serta mengetahui daya simpan biskuit yang dikemas dengan plastik polypropylene dan aluminium foil yang dilaminasi LDPE. Pene1itian dilakukan di Instalasi Penelitian Perikanan Laut, Slipi, Jakarta, dari bulan Juni sampai November 1996. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan Cunang (Congresox talabon), ikan Kembung (Rastrelliger sp), serta bahan-bahan untuk pembuatan biskuit. Bahan-bahan lainnya adalah bahan-bahan untuk analisis kimia seperti H2S04 pekat, NaOH 10%, petrolium eter, serta bahan bahan untuk analisis mikrobiologi seperti Nutrien Agar (NA), NaCl, dan Potato Dextrose Agar (PDA). Alat-alat yang digunakan antara lain oven, tanur, spektrofotometri, dan Aw-meter. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat substitusi tepung daging ikan terhadap tepung terigu yang masih dapat diterima panelis, serta penentuan biskuit dengan pengkayaan salah satu jenis tepung daging ikan yang lebih disukai pane1is. Pada. penelitian utama diambil biskuit dengan ~tingkat substitusi terpilih pada penelitian pendahuluan, kemudian dikemas dengan 2 jenis bahan pengemas, dan disimpan pada suhu kamar, serta diamati perubahan mutunya setiap 2 minggu selama 3 bulan. Pengamatan dilakukan terhadap kandungan gizi biskuit (kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar abu, dan kadar karbohidrat), sifat kirnia biskuit (daya cerna protein in vitro, TBA), sifat fisik biskuit (Nilai Aw, , densitas kamba, kelarutan dalam air, dan absorpsi air), uji mikroba (total koloni bakteri dan total kapang), uji organoleptik (rupa, wama, bau, rasa, dan tekstur). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Percobaan Faktorial 2 faktor, dengan rancangan dasar RAL. Data hasil analisis sifat fisik, kirnia, dan mikroba diuji dengan sidik ragam (ANOV A), kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test. Data hasil uji organoleptik dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji lanjut Perbandingan Berganda Kruskal-Wallis.
Collections
- UT - Nutrition Science [2993]