Evaluasi Kinerja Teknoekonomis Sistem Irigasi Tetes pada Tanaman Melon di Agribusiness and Technology Park IPB
Abstract
Melon memiliki keistimewaan, baik dari segi rasa, aroma, tekstur, dan kandungan nutrisinya. Hal tersebut mendorong produksi melon pada tahun 2021 dan 2022 menjadi besar sekaligus bukti bahwa melon merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat. Penggunaan green house memberikan kemudahan kepada petani dalam mengatur pertumbuhan tanaman dengan irigasi tetes menjadi salah satu metode yang memungkinkan untuk memberikan irigasi. Teknoekonomis dalam penentuan usaha diperlukan agar menilai kelayakan usaha di masa mendatang. Salah satu cara untuk menentukan ekonomis adalah dengan menggunakan benefit cost rasio dan break even point. Selanjutnya penentuan kebutuhan air tanaman sebagai analisis teknisnya. Dalam penentuan teknoekonomis diperlukan data terkait penjualan melon dan suhu rata-rata harian. Penelitian dilakukan dengan mengambil data primer dan sekunder yang berlokasi di Agribusiness and Technology Park Institut Pertanian Bogor. Data primer yang diambil berupa pengukuran debit dan luasan green house. Data sekunder berupa data penjualan melon tahun 2023 dan data suhu harian rata-rata. Dari data primer diperoleh luas green house sebesar 294,38 m2 dan debit pompa 1,18 liter/detik. Dari data sekunder diperoleh besar hasil penjualan melon tahun 2023 sebesar Rp63.239.305 dengan nilai ekonomi sebesar Rp19.835.030. Analisis benefit cost ratio yang dilakukan didapatkan nilai 1,46 yang menunjukkan usaha layak untuk dilanjutkan. Melon production in 2021 and 2022 is expected to be large due to the unique taste, aroma, texture, and nutritional content of melons, which are favored by the public. Greenhouses and drip irrigation are being utilized by farmers to effectively manage plant growth and provide irrigation. Technoeconomic analysis is crucial in determining the feasibility of the melon business for the future. Benefit cost ratio and break even point are used to assess the economics of the business. Additionally, crop water needs are considered in the technical analysis. Primary and secondary data from the Agribusiness and Technology Park at Bogor Agricultural University were used for this research. The primary data included measurements of discharge and green house area, while secondary data included melon sales and average daily temperature. The analysis showed that the business is feasible to continue, with a benefit cost ratio of 1.46 and melon sales in 2023 amounting to Rp63,239,305 with an economic value of Rp19,835,030.