Seleksi Bakteri Asam Laktat sebagai Inokulum pada Pembuatan Silase Jerami Jagung Manis
Date
2024-07Author
Azizah, Malikah
Meryandini, Anja
Widyastuti, Yantyati
Metadata
Show full item recordAbstract
Jagung manis mengandung beragam nutrisi dan diminati masyarakat di
Indonesia, sehingga limbah tanaman jagung manis pasca panen berupa jerami yang
dihasilkan melimpah. Jerami jagung manis berpotensi dijadikan alternatif bahan
pakan ternak dengan kadar serat, water soluble carbohydrate (WSC) dan protein
kasar yang tinggi. Penyimpanan jerami dapat bermasalah akibat cuaca yang tidak
menentu, sehingga ketersediaan dan nutrisinya untuk pakan menjadi menurun. Silase
sebagai salah satu metode pengawetan hijauan yang memanfaatkan aktivitas bakteri
asam laktat (BAL) dapat dilakukan. BAL asal fermentasi spontan kakao memiliki
aktivitas fermentasi terhadap kakao dan menghasilkan antifungi, namun
kemampuannya terhadap jerami jagung manis belum banyak diketahui. Penelitian ini
bertujuan untuk menyeleksi BAL asal fermentasi kakao sebagai inokulum dalam
pembuatan silase, mengkarakterisasi silase yang dihasilkan dan mengindetifikasi
isolat potensial.
Penelitian dimulai dengan mengonfirmasi kemurnian 9 isolat BAL asal
fermentasi kakao berdasarkan kemampuannya menghasilkan asam, karakteristik
makroskopis, mikroskopis dan uji katalase. Isolat yang terkonfirmasi sebagai BAL
diseleksi berdasarkan kemampuan pertumbuhannya dalam menggunakan jerami
jagung manis sebagai sumber karbon utama yang dilihat total koloni, penurunan pH,
produksi asam laktat serta kadar WSC. Nilai tertinggi pada hasil seleksi merupakan
isolat potensial yang akan dijadikan inokulum dalam pembuatan silase jerami jagung
manis. Potensi isolat dikarakterisasi berdasarakan kualitas fisik, analisis kimia
(nutrisi) dan kemampuan fermentatif silase jerami jagung manis varietas Hawaii.
Isolat potensial selanjutnya diidentifikasi molekuler dengan analisis 16S rRNA untuk
melihat tingkat kekerabatan terdekat dan genusnya.
Hasil menunjukkan bahwa seluruh isolat terkonfirmasi sebagai BAL, dimana
isolat yang menunjukkan potensi tertinggi dalam menggunakan media jerami jagung
manis sebagai sumber karbon adalah H0.13 dan H2.34. Kedua isolat potensial
menghasilkan asam laktat yang tinggi (0,42 mg/L; 0,41 mg/L) dan WSC yang rendah
(1,93%; 3,58%) dijadikan sebagai inokulum untuk membuat silase. Silase berhasil
dibuat dengan kualitas fisik yang baik pada seluruh perlakuan (kontrol dan isolat
potensial), yaitu tekstur kurang halus hingga agak halus, berwarna hijau kekuningan
dan adanya sedikit pertumbuhan cendawan pada perlakuan inokulasi BAL. Kualitas
nutrisi silase terbaik ditunjukkan oleh perlakuan H2.34 dengan kadar bahan kering
(46,16%) dan protein kasar (6,00%) yang tinggi, sedangkan berdasarkan produksi
fermentatifnya terdapat pada perlakuan H0.13 dengan kadar pH rendah (3,95),
produksi asam laktat (2,17 mg/L) tinggi dan rendah kadar asam butirat (0,01 mM).
Berdasarkan analisis 16S rRNA H0.13 dan H2.34 tergolong genus
Lactiplantibacillus dengan similaritas >99% terhadap Lactiplantibacillus plantarum.
Pohon filogenetik menunjukkan bahwa H0.13 memiliki tingkat kekerabatan terdekat
dengan nilai bootstrap 32% pada Lactiplantibacillus plantarum strain JCM 1149.
