Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) Pada Berbagai Umur Panen dan Perajangan Bahan
Date
2024Author
Hibatullah, Ian Rahman
Hasbullah, Rokhani
Sutejo, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Minyak atsiri merupakan salah satu jenis minyak nabati yang multimanfaat dan berpotensi ekspor. Minyak ini diperoleh dari berbagai tanaman seperti nilam, akar wangi, pala, cengkeh, dan serai wangi. Salah satu jenis komoditas minyak atsiri ekspor unggulan Indonesia adalah minyak serai wangi. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh umur panen dan perajangan bahan terhadap rendemen dan mutu minyak serai wangi. Bahan yang digunakan adalah daun serai wangi yang diperoleh dari kebun serai wangi milik PT Harmonis Permaculture yang terletak di desa Karacak kecamatan Leuwiliang. Sebanyak 3 kg daun serai wangi untuk tiap perlakuan diangin-anginkan selama 24 jam sebelum dilakukan proses penyulingan. Penyulingan dilakukan selama 4 jam dihitung sejak distilat keluar dari kondensor. Minyak atsiri yang dihasilkan dianalisis meliputi rendemen, densitas (bobot jenis), indeks bias, dan warna. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu umur panen (1,5 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan) dan perajangan bahan (perajangan dan tanpa perajangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur panen dan perajangan bahan berpengaruh nyata terhadap rendemen, namun tidak berpengaruh nyata terhadap mutu minyak serai wangi. Hasil uji post-hoc Duncan menunjukkan adanya peningkatan rendemen minyak yang signifikan secara statistik seiring dengan dilakukannya proses perajangan bahan dan bertambahnya umur panen. Hasil terbaik diperoleh pada umur panen 3 bulan dengan perajangan menghasilkan rendemen 1,08%, densitas 0,907 g/cm3, indeks bias 1,467, dan warna kuning cenderung jernih. Secara keseluruhan mutu minyak serai wangi yang dihasilkan sesuai dengan SNI No.06-3953-1995 untuk persyaratan ekspor.