Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwanto, Moh.Yanuar Jarwadi
dc.contributor.advisorSyafiudin, Moh. Fifik
dc.contributor.authorSeptinas, M. Rabil
dc.date.accessioned2024-04-26T00:11:13Z
dc.date.available2024-04-26T00:11:13Z
dc.date.issued2024
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/147407
dc.description.abstractPeningkatan jumlah penduduk yang tidak sebanding ketersedian lahan menjadi masalah bagi masyarakat yang menyebabkan sulit mendapatkan akses pemukiman yang layak. Tidak hanya itu, urbanisasi juga menjadi tantangan dalam menciptakan pemukiman yang layak bagi masyarakat. Kondisi ini terjadi di Kota Bogor salah satunya Kecamatan Bogor Tengah. Tujuan penelitan ini adalah mengetahui tingkat kekumuhan kawasan di Kecamatan Bogor Tengah, mengidentifikasi prasarana berdasarkan kriteria bangunan, dan membuat identifikasi lokasi prioritas penanganan pemukiman kumuh. Hasil penilaian pemukiman kumuh di Kecamatan Bogor tengah yaitu terdapat 10 kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah termasuk dalam kualitas kumuh ringan. Persentase kekumuhan terbesar terdapat pada Keluruhan Babakan Pasar sebesar 41,97 % dan persentase luasan terkecil yaitu Kelurahan Ciwaringin sebesar 2,32%. Adapun kondisi bangunan gedung yaitu 60,86% bangunan tidak teratur, 27,66% bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis, dan kepadatan bangunan tingkat sedang yaitu 60 Unit/Ha. Hasil prioritas penanangan kumuh berdasarkan pertimbangan lain kondisi gedung. Berdasarkan kondisi gedung maka prioritas penanganan kumuh di masing-masing kelurahan yaitu Kelurahan Kebonkalapa, Keluruhan Cibogor, Kelurahan Sempur, Kelurahan Babakan Pasar, dan Kelurahan Paledang. Saran dalam penelitian ini yaitu pada aspek fisik sarana prasarana dan aspek non fisik.id
dc.description.abstractAn increase in population that is disproportionate to the availability of land is a problem for the community which makes it difficult to get access to decent housing. Not only that, urbanization is also a challenge in creating decent housing for the community. This condition occurs in Bogor City, one of which is Central Bogor District. The aim of this research is to determine the level of slum areas in Central Bogor District, identify infrastructure based on building criteria, and identify priority locations for handling slum settlements. The results of the assessment of slum settlements in Central Bogor District are that there are 10 sub-districts in Central Bogor District which are categorized as light slums. The largest percentage of slums is in Babakan Pasar Village at 41.97% and the smallest percentage is Ciwaringin Village at 2.32%. The condition of the buildings is that 60.86% of the buildings are irregular, 27.66% of the buildings do not meet technical requirements, and the building density is medium level, namely 60 units/ha. The priority results for slum management are based on other considerations of building conditions. Based on the condition of the buildings, the priority for handling slums in each sub-district is Kebonkalapa Subdistrict, Cibogor Subdistrict, Sempur Subdistrict, Babakan Pasar Subdistrict, and Paledang Subdistrict. The suggestions in this research are on the physical aspects of infrastructure and non-physical aspects.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleIdentifikasi Kawasan Kumuh di Kecamatan Bogor Tengahid
dc.title.alternativeIdentification of Slum Areas in Central Bogor Districtid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordSettlementsid
dc.subject.keywordSlum Areasid
dc.subject.keywordBuilding Conditionsid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record