Pengaruh umur penjarangan,pemupukan nitrogen pada tanaman jagung dan bahan pengawet terhadap kualitas silasenya
Abstract
Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam usaha perbaikan makanan ternak adalah bagaimana memenuhi kebu- tuhan ternak sepanjang tahun. Dimana pada musim kemarau sering terjadi kesukaran untuk memperoleh hijauan sedang pada musim hujan terjadi surplus hijauan sehingga perlu dilakukan usaha pengawetan, salah satunya adalah dengan pembuatan sila- se.
Silase telah biasa dibuat dari hijauan jagung, tetapi pembuatan silase dari hijauan jagung yang ditanam untuk ke- perluan pertanian dan peternakan dengan sistem penjarangan belum biasa dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada umur berapa sebaiknya tanaman jagung dijarangkan agar mengha- silkan kualitas silase yang paling baik. Juga akan dilihat pengaruh pemupukan nitrogen dan bahan pengawet dedak halus terhadap kualitas silase jagung.
Penelitian ini berdasarkan percobaan faktorial 3 x 4 x 2 dalam Rancangan Acak Lengkap dengan 3 ulangan. Sebagai fak- tor pertama adalah hijauan jagung varietas Pioneer dengan fase penjarangan pada umur 40. 50 dan 60 hari, faktor kedua adalah dosis pemupukan nitrogen yaitu 75 kg/ha, 150 kg/ha, 225 kg/ha dan 300 kg/ha, sedang faktor ketiga penggunaan bahan pengawet dedak halus 5% dan tanpa bahan pengawet.
Pengawetan dilakukan selama 90 hari dengan mengambil tempat di kebun percobaaan Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Hijauan jagung yang digunakan dipotong-potong sepanjang 2.5 cm dengan menggunakan Chopper, lalu dicampur secara merata dengan dedak halus dan dipadatkan dalam silo yang terbuat dari plastik (polybag).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penjarangan pada umur 60 hari memperlihatkan penyusutan bobot silase paling kecil dan kadar bahan kering yang paling tinggi tetapi penjarangan pada umur 60 hari menghasilkan serat kasar yang relatif ting- gi.
Pemberian pupuk nitrogen dengan dosis yang berbeda ter- nyata tidak mempengaruhi sifat fisik maupun sifat kimia sila- se jagung yang dihasilkan. Sehingga pemberian pupuk nitro- gen yang terlalu tinggi dengan tujuan memperoleh kualitas silase yang lebih baik tidak perlu....