Uji nilai nutrisi dengan teknik In-vitro dan In-situ terhadap silase limbah kulit pisang (Musa sp)
Abstract
Upaya untuk mencari dan mempelajari kemungkinan penggu- naan limbah non konvensional dianggap sebagai salah satu upaya dari pemecahan masalah kekurangan sumber pakan ternak. Limbah kulit buah pisang, terutama yang berasal dari indus- tri kripik pisang dan industri sale sampai saat ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi sumber pakan pengganti sumber hijauan pakan khususnya ternak ruminansia. Penggu- naan sumber tersebut perlu dijajaki berdasarkan nilai nu- trisi dan ketersediaannya, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak serta Laboratorium Ruminologi, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Pangan (Balitan) Bogor. Penelitian dimulai sejak bulan Juni sampai Oktober 1991. Tujuan pene- litian untuk menganalisa kandungan nutrisi serta kecernaan silase limbah kulit buah pisang dari empat jenis pisang yaitu pisang Ambon, Uli, Nangka dan Siem. Pengawet yang ditambahkan untuk pembuatan silase adalah dedak padi, onggok dan bonggol pisang Batu.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok pola faktorial dengan empat perlakuan pertama, empat perlakuan kedua dan tiga kelompok. Perlakuan pertama ialah jenis pisang dan perlakuan kedua adalah berdasarkan bahan pengawet, sedangkan periode pengambilan inokulum merupakan kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa percobaan In-Vitro dan In-Situ dari jenis pisang sangat nyata mempengaruhi (P<0.01) produksi Amonia, Asam Lemak Terbang (VFA) total, nilai Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO), serta Nilai Laju Penyusutan Bahan Kering (LPBK) dan Bahan Organik (LPBO). Pisang Uli dan pisang Ambon merupa- kan pisang yang lebih baik dalam nilai nutrisi maupun kecer- naannya dibanding dengan pisang Nangka dan Siem. Jenis pengawet silase berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap Koefisien Cerna Bahan Organik, dan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap laju Penyusutan Bahan Kering. Bahan pengawet silase yang terbaik ditunjukkan oleh pengawet onggok. Interaksi sangat nyata (P<0.01) antara jenis pisang dan jenis pengawet silase berpengaruh terhadap Koefisien Cerna Bahan Kering dan Bahan Organik serta nilai Laju Penyu- sutan Bahan Kering dan Bahan Organik, tetapi tidak berbeda nyata terhadap produksi Amonia dan produksi VFA Total....