| dc.description.sponsorship | Di Indonesia ketersediaan air bersih berkurang terutama di daerah perkotaan yang lebih banyak terdapat aktivitas manusia yang merusak lingkungan. Air sungai di Indonesia sudah tak layak pakai karena keadaan airnya yang tidak memenuhi persyaratan air baku seperti halnya air di Sungai Gihideung. Oleh karena itu, air yang diambil dari air sungai diolah terlebih dahulu di WTP (Water Treatment Plant) IPB. Proses pengolahan air memerlukan bahan kimia, seperti PAC (Poly Aluminium Chloride), klor, dan karbon aktif. Semakin buruk kualitas air baku maka akan semakin banyak penggunaan bahan kimia. Hal ini berkaitan dengan biaya produksi yang tinggi tiap harinya. Untuk menghemat biaya pengolahan, salah satu cara meningkatkan kebutuhan air bersih adalah dengan melakukan pengolahan awal (pre-treatment) secara proses biologis untuk meningkatkan kualitas air baku dengan penerapan biofiltrasi menggunakan media pasir. Pengolahan secara biologi sampai saat ini masih dianggap sebagai cara yang murah dan ramah lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui waktu tinggal hidrolik terbaik pada reaktor biofilter dalam rangka mengurangi kandungan bahan organik, amonium, fosfat serta sifat fisik air baku. Selain iu, membandingkan kualitas air baku sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan dengan bioreaktor dan mengetahui kualitas air baku hasil olahan serta mengetahui manfaat dan potensi ekonomi dengan diterapkannya proses biofiltrasi pada pre-treatment pengolahan air baku.
Bo Air umpan sebagai bahan penelitian diambil dari air baku Sungai Cihideung dan mikroba yang sudah ada di dalam air baku ditumbuhkan secara alami pada media penyangga pasir dalam reaktor biofiltrasi. Reaktor biofilter yang terbuat dari drum plastik bervolume 142 1, sedangkan volume kerja yang digunakan adalah 135 1 dengan diameter 49 cm dan tinggi 56 cm. Reaktor biofilter berjumlah 2 (dua) buah. Volume media pasir ditentukan 2/3 dari total volume kerja reaktor biofilter yaitu sebesar 96 1. Reaktor biofilter ini beroperasi secara upflow yaitu aliran mengalir dari bawah ke atas. Sebelum reaktor biofilter berjalan, dilakukan proses aklimatisasi (adaptasi) mikroorganisme selama 4 minggu dengan waktu tinggal hidrolik (WTH) dalam reaktor biofilter 8 jam (selama 3 minggu) dan WTH 6 jam (selama 5 hari) sampai keadaan steady state. Penelitian dilakukan dengan variasi WTH ½ sampai 3 jam untuk mendapatkan WTH terbaik. Pengukuran WTH diatur dengan cara menentukan laju alir air baku (debit). Kinerja reaktor biofilter diukur dengan tingkat penyisihan amonium, fosfat, bahan organik (COD), TSS, kekeruhan, dan warna.
Bog Berdasarkan hasil analisa data penelitian dipilih WTH 2 jam dengan pertimbangan kelayakan aplikasi skala industri yaitu dipilih WTH terendah tetapi efisiensi penyisihan amonium, fosfat, bahan organik (COD), TSS, kekeruhan, dan warna yang tertinggi. Pengoperasian reaktor biofilter untuk mengolah air baku Sungai Cihideung dengan WTH 2 jam mampu menyisihkan senyawa organik, amonium, TSS, kekeruhan, dan warna dengan efisiensi 77,66%; 81,90%; 91,12; 84,05% dan 86,12%. Peningkatan efisiensi penyisihan polutan berbanding lurus dengan peningkatan kualitas air olahan. WTH semakin pendek maka efisiensi penyisihan senyawa organik, amonium, TSS, kekeruhan, dan warna semakin kecil. Penerapan proses biofiltrasi dengan media pasir kuarsa menghasilkan air olahan yang memenuhi kriteria mutu air Golongan II Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air…dst | id |
