Pengaruh Pemberian Vitamin C dalam Percobaan Immunoprofilaksis Terhadap Infeksi Bakteri Streptococcus iniae pada Ikan Nila (Oreochromis niloficus Linne)
Abstract
Ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah dipelihara dan mudah berkembang biak serta mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang luas sehingga banyak dipelihara oleh masyarakat. Selain itu ikan nila juga memiliki nilai ekonomis dan gizi yang cukup tinggi serta potensial untuk dikembangkan. Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya ikan nila adalah masalah penyakit bakterial. Sampai sekarang kasus penyakit ikan yang disebabkan oleh bakteri masih sering terjadi dalam usaha budidaya ikan. Penanggulangan penyakit bakterial pada ikan dengan cara kemoterapi yaitu dengan menggunakan antibiotik telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Namun di pihak lain penggunaan antibiotik yang tidak rasional akan menimbulkan individu bakteri yang resisten selain itu akumulasi antibiotik di dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia akan membahayakan bagi manusia. Salah satu pencegahan penyakit bakteri yang sedang banyak dilakukan adalah dengan cara vaksinasi, usaha ini cukup berhasil karena mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan dan tidak menimbulkan efek resisten kepada bakteri. Penelitian dilakukan pada bulan November 2003 sampai dengan Januari 2004 yang bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan nila yang digunakan berasal dari petani ikan di daerah Tegal Waru, Ciampea, Bogor. Sedangkan berat rata-rata ikan yang digunakan 40 gram. Penelitian terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap penelitian I ikan dipelihara selama satu bulan (30 hari) di bak beton sebanyak 4 buah dengan masing-masing bak beton berisi 50 ekor ikan nila dengan masing-masing perlakuan A tidak mengandung vitamin C (0 mgkg pakan), perlakuan B mengandung vitamin C sebanyak 40 mg/kg pakan, perlakuan C mengandung vitamin C sebanyak 1250 mglkg pakan dan perlakuan D mengandung vitamin C sebanyak 3000 mg/kg pakan. Dari penelitian tahap I didapat data laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila selama satu bulan pemeliharaan. Laju pertumbuhan tertinggi didapat pada perlakuan C yaitu sebesar 1.39 % dan yang terendah dicapai oleh perlakuan A dan D yaitu sebesar 0.68 %. Untuk nilai kelangsungan hidup tertinggi didapat oleh perlakuan C yaitu sebesar 96 % dan terendah dicapai oleh perlakuan B yaitu sebesar 90 %, sedangkan perlakuan A dan D berturut-turut adalah 92 % dan 94 %. Sedangkan pada tahap penelitian I1 ikan nila dipelihara didalam akuarium berukuran (1 00x50~40)c m3 dengan ketinggian air 30 cm selama satu bulan menggunakan RAL dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Pada tahap penelitian I1 ini ikan diberi suntikan vaksin Sfreptococcus iniae kepadatan lo9 CFUIml sebanyak 0.2 mllekor secara intramuskular pada hari ke-37. Pada hari ke-44 dilakukan pengukuran titer antibodi, sedangkan uji tantang diberikan pada hari ke-51 secara penyuntikan intramuskular dengan kepadatan bakteri Streptococcus iniae lo7 CFU/ml. Data yang didapat pada masa penelitian I1 ini adalah titer antibodi (-log 2) ikan nila sebelum uji tantang dengan nilai terbesar didapat pada perlakuan D yaitu sebesar 4.50 i 1.22 dan terendah dicapai oleh perlakuan A yaitu sebesar 3.00 i 0.00. Dapat dijelaskan bahwa sesudah uji tantang dengan bakteri Streptococcus inioe lo7 CFUIml, kematian ikan nila menurun seiring -i;engan meningkatnya pemberian vitamin C pada pakan ikan nila. Kematian terbesar dicapai oleh pakan yang tidak mengandung vitamin C (0 mglkg pakan) yaitu sebesar 20.74 + 30.34 % sedangkan yang terkecil dicapai pada pakan yang mengandung vitamin C 3000 mglkg pakan yaitu sebesar 0.00 %. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C pada pakan ikan nila mampu meningkatkan level antibodi serta ketahanan ikan terhadap infeksi penyakit bakterial yang disebabkan oleh Streptococus iniae.
Collections
- UT - Aquaculture [2037]