Kemungkinan pengaruh bungkil inti sawit dalam ransum domba ditinjau dari konsumsi, kecernaan energi dan protein serta retensi nitrogen
View/ Open
Date
1986Author
Arifin, Budi Cahyono
Wiradarya, Tantan R
Santoto, K. Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilakukan di Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J), Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan mulai tanggal 10 Juli 1985 sampai dengan tanggal 10 Oktober 1985.
Latar belakang dari pada penelitian ini adalah bahwa pembangunan di sektor peternakan yang meningkat terus perlu diimbangi dengan penyediaan pakan yang cukup. Hal ini mendorong adanya suatu usaha dalam pemanfaatan pakan yang inkonvensional, disamping terus meningkatkan produksi dari pada pakan yang konvensional.
Tujuan penelitian ini untuk mempelajari seberapa jauh peranan bungkil inti sawit (BIS) untuk makanan ternak domba, terutama terhadap penampilan produksinya. Dilain pihak diharapkan pula sebagai stimulasi positip terhadap usaha perkebunan kelapa sawit dalam upaya peningkatan pendapatan melalui pemanfaatan BIS.
Hewan yang digunakan adalah domba jantan lokal sebanyak 15 ekor. Bobot badan rata-rata sekitar 17,78 3,68 kg. Umur berkisar antara 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun (I). 1:
Ransum penelitian terdiri dua macam bahan pakan, yaitu: rumput setaria (RS) dan bungkil inti sawit (BIS). Rumput setaria disajikan dalam bentuk hijauan yang telah dilayukan sehari dan dipotong sepanjang ± 7,0 cm, sedangkan bungkil inti sawit dalam bentuk pellet. Level pemberian RS dan BIS dalam ransum ditentukan berdasarkan persentase BK kebutuhan hidup pokok (HP), dengan kombinasi RS : BIS sebagai berikut 100:0 SHP (RO), 100:50 %HP (R1), 100:100 %HP (R2), 100:150 HP (R3) dan 100:200 %HP (R4).
Parameter yang diukur adalah konsumsi energi, konsumsi protein, kecernaan energi dan protein serta retensi nitrogen.
Metode penelitian menggunakan rancangan kelompok (Randomized Complete Block Design) dengan 5 macam perlakuan (RO, R1, R2, R3, dan R4) dan 3 blok ulangan. Uji orthogonal digunakan untuk melihat pola hubungan antara level pemberian BIS dengan parameter yang diukur dan Parson Square dugunakan untuk menduga jumlah BIS dalam ransum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan BIS dalam ransum dari 0 %HP sampai dengan 200 %HP meningkatkan..dst